
Mengenal Regurgitasi Aorta, Penyakit Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyakit jantung dan masalah kardiovaskular lainnya masih menjadi pembunuh nomor satu di dunia. Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), diperkirakan sebanyak 17,9 juta kematian setiap tahunnya disebabkan oleh masalah kardiovaskular.
Jumlah tersebut setara dengan 32% kasus kematian secara global. Dari angka itu, sebanyak 85% diantaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Apalagi kini penyakit jantung makin beragam, seperti yang baru diketahui, yaitu regurgitasi aorta. Penyakit ini merupakan penyakit katup jantung ketika katup aorta tidak menutup rapat. Hal ini memungkinkan darah mengalir dari aorta (pembuluh darah terbesar) ke ventrikel kiri (ruang jantung). Tidak main-main, regurgitasi aorta dapat menyebabkan masalah serius dan berkelanjutan.
Adapun penyakit ini, disebabkan oleh apa pun yang mencegah katup aorta menutup sepenuhnya. Ketika katup tidak menutup sepenuhnya, sejumlah darah kembali setiap kali jantung berdetak.
Pada masa lalu, demam reumatik merupakan penyebab utama regurgitasi aorta. Penggunaan antibiotik untuk mengobati infeksi strep telah membuat demam reumatik lebih jarang terjadi. Oleh karena itu, regurgitasi aorta lebih sering disebabkan oleh penyebab lain, seperti, Spondilitis ankilosa, Diseksi aorta, masalah katup bawaan (hadir saat lahir), seperti katup bikuspid, Endokarditis (infeksi pada katup jantung), tekanan darah tinggi, Sindrom Marfan, Sindrom Reiter (juga dikenal sebagaiartritis reaktif), Sifilis, Lupus eritematosus sistemik, dan trauma pada dada.
Adapun insufisiensi aorta, paling sering terjadi pada pria berusia antara 30 dan 60 tahun. Selain itu, dikutip dari Mayo Clinic, risiko meningkatkan regurgitasi aorta disebabkan oleh usia yang lebih tua, kondisi jantung tertentu yang hadir sejak lahir (penyakit jantung kongenital), riwayat infeksi yang mempengaruhi jantung, beberapa kondisi yang mempengaruhi jantung, seperti sindrom Marfan, kondisi katup jantung lainnya, seperti stenosis katup aorta, dan Tekanan darah tinggi.
Hal inilah yang baru-baru ini dialami oleh Nasabah MSIG Life Hendry Cho. Hendry yang berusia 45 tahun mengalami stroke ringan pada otak sebelah kiri.
"Saya itu merasa ada kebas-kebas di tangan dan memang ada stroke ringan otak sebelah kiri. Setelah keluar dari rumah sakit, saya berangkat ke Singapura dan baru diketahui kalau saya menderita severe regurgitation aorta valve (regurgitas aorta)," jelas Hendry.
Untungnya, Hendry memiliki asuransi MSIG Life dan menerima manfaat hingga Rp 1,3 miliar. Hendry bersyukur telah bergabung dalam MSIG Life yang membuatnya bebas cemas.
"Saya tertarik dengan MSIG Life karena pada saat itu ada promo Bebas Cemas, saya membeli untuk saya sendiri dan untuk istri saya. Apalagi untuk prises klaim sudah cepat dan dipermudah, dalam beberapa minggu sudah keluar disetujui," jelas Hendry.
Hendry bersyukur bisa menerima manfaat ini dan berharap MSIG Life bisa terus menjaga polis tetap aktif.
Sebagai informasi, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk hingga Maret 2023 telah memberikan klaim meninggal dunia untuk asuransi jiwa individu sebanyak 83 kasus sejumlah total Rp 46 miliar. Sementara untuk klaim kesehatan asuransi individu telah diberikan kepada 894 kasus dengan jumlah total Rp 17,5 miliar.
Pada klaim asuransi jiwa individu, 10 pembayaran manfaat terbesar diberikan kepada nasabah yang meninggal akibat penyakit jantung, cedera, penyakit tulang dan persendian, diare atau penyakit lambung, stroke, kanker, penyakit pencernaan, penyakit hati, aneka penyakit lain, dan penyakit ginjal.
Klaim kesehatan kumpulan untuk 50.916 kasus berjumlah total Rp 68,9 miliar dengan jumlah diagnosis terbanyak jatuh pada infeksi pernafasan, usus buntu, asam lambung, tifus, demam, gigi berlubang, dan radang tenggorokan.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada! Dua Penyakit Ini Bikin 1,5 Juta Warga RI Meninggal Tiap Tahun
