Mengenal Kebaya Encim Iriana, Mulanya Busana Bibi Tionghoa

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
07 August 2023 21:00
Istana Berkebaya baru pertama kali digelar di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu sore, (6/8/2023). (Dok. Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Istana Berkebaya igelar di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu sore, (6/8/2023). (Dok. Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ibu Negara, Iriana Jokowi, menjadi sorotan utama berkat penampilannya yang menggunakan kebaya encim berwarna merah dengan motif bunga di pagelaran Istana Berkebaya, Istana Negara, Jakarta, Minggu (6/8/2023).

Selain menggunakan kebaya encim, Iriana juga menggunakan selendang berwarna merah di kepala. Tidak hanya Iriana, para perempuan yang hadir di Istana Negara juga menggunakan kebaya encim dengan model dan warna yang beragam.

Lantas, seperti apa sejarah kebaya encim yang digunakan Iriana Jokowi?

Istana Berkebaya baru pertama kali digelar di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu sore, (6/8/2023). (Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)Foto: Istana Berkebaya untuk pertama kali digelar di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu sore, (6/8/2023). (Dok. Laily Rachev - Biro PersĀ 



Melansir dari laman resmi Setu Babakan Betawi, kebaya encim atau kebaya kerancang adalah pakaian tradisional Betawi yang telah ada sejak kurang lebih 500 tahun lalu. Baju tradisional ini adalah bentuk akulturasi kebudayaan Betawi, Melayu, dan Belanda.

Encim berasal dari bahasa Hokkien yang berarti Bibi. Sebutan encim untuk kebaya ini muncul karena pada saat itu, para Encim selalu menggunakan pakaian berbahan dasar kain dengan sentuhan bordir, payet, dan pelipit.

"Dulunya, pakaian ini selalu digunakan oleh perempuan-perempuan China, mereka pakai kebaya dan orang-orang selalu bilang "Oh, kebaya yang dipakai si Encim." Sejak saat itu, disebutlah dengan sebutan kebaya Encim," tulis Setu Babakan Betawi, dikutip Senin (7/8/2023).

Selain kebaya encim, konon pakaian ini juga disebut sebagai kebaya Nyonya karena hanya digunakan oleh masyarakat golongan menengah ke atas. Namun, jauh sebelum digunakan orang Tionghoa, kebaya ini telah digunakan oleh perempuan Eropa di Nusantara, tetapi berwarna putih dan berupa baju kurung.

Ciri khas yang mencolok dari kebaya encim adalah warna dan motif yang digunakan. Hingga saat ini, orang Tionghoa tidak lepas dari tradisi leluhur, yakni menggunakan pakaian yang melambangkan kemakmuran dan keberuntungan.

Melansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), baju atau kebaya yang umumnya digunakan perempuan Tionghoa lebih berwarna, seperti kuning, merah, oranye, dan hijau. Warna-warna tersebut dipercaya sebagai warna keberuntungan bangsa Tionghoa.

Jika kebaya berwarna putih, seperti baju kurung ala perempuan Eropa, perempuan Tionghoa akan menambahkan motif bunga peony, persik, burung phoenix, bangau, atau motif lainnya yang dianggap membawa keberuntungan dan nasib baik.

Sebagai informasi, pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, pakaian digunakan untuk membedakan satu etnis dengan etnis lainnya dan sebagai hasil dari perubahan hidup masyarakat di Hindia Belanda, yakni dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular