IDAI: 45% Ibu Berhenti Beri ASI Eksklusif Gegara Bekerja

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Senin, 07/08/2023 16:10 WIB
Foto: Ilustrasi ASI (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama bagi bayi baru lahir yang mengandung banyak nutrisi penting untuk tumbuh kembangnya. Idealnya, setiap bayi menerima ASI eksklusif selama enam bulan pertama. 

Sayangnya, menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 45 persen ibu terpaksa menghentikan pemberian ASI eksklusif kepada anak akibat bekerja.

Menurut IDAI, faktor yang memicu berhentinya pemberian ASI eksklusif dari ibu kepada anak adalah kurangnya dukungan lingkungan sekitar, termasuk tempat bekerja yang tidak menyediakan ruang laktasi atau ruang menyusui.


"Berdasarkan satu riset, hasilnya menunjukkan bahwa 45 persen ibu yang kembali bekerja di Indonesia berhenti lebih awal menyusuinya, sekitar 45 persen," ungkap Ketua Satuan Tugas (Satgas) ASI IDAI, Dr. dr. Naomi Esthernita, SpA(K), dalam konferensi pers daring, Senin (7/8/2023).

"Kenapa? Karena tidak ada dukungan, termasuk tidak tersedianya ruang laktasi di tempat kerja," tegas dr. Naomi.

Dalam paparannya, dr. Naomi mengaku prihatin dengan kondisi para ibu yang tidak memperoleh fasilitas laktasi di tempat kerja sehingga terpaksa melakukan pompa asi di tempat tidak layak, seperti toilet dan meja kerja.

Dr. Naomi mengatakan, ruang laktasi adalah hak para ibu menyusui yang wajib dipenuhi oleh setiap perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan wajib menyediakan ruang laktasi dengan fasilitas yang layak, yakni.

  1. Mudah diakses

  2. Terdapat fasilitas furnitur yang layak, seperti kursi dan meja

  3. Memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik

  4. Menyediakan ruang pendingin atau kulkas khusus menyimpan ASI

  5. Bersih

"Perusahaan harus menyediakan ruangan yang layak, cukup bersih, dan nyaman sehingga ibu bisa duduk untuk memerah (memompa ASI). [Di ruang laktasi] ada tempat untuk menyimpan ASI, seperti kulkas," kata dr. Naomi.

"Sehingga pada saat ibu pulang bekerja, dia bisa membawa susu itu (ASI) di dalam coolbox dengan suhu kurang dari 15 derajat," lanjutnya.

Apabila tidak terdapat kulkas di tempat bekerja, IDAI mengimbau para ibu untuk menyimpan ASI hasil pompaan di dalam wadah cooler bag dengan ice pack. Selain itu, pastikan suhu di dalam cooler bag sekitar di bawah 15 derajat.

Agar kualitas ASI tetap terjamin, para ibu disarankan menggunakan botol kaca atau botol BPA free untuk menyimpan ASI dalam kurun waktu maksimal 24 jam. Lalu, pastikan wadah penyimpanan ASI tertutup rapat agar tidak terkontaminasi.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kisah Marshel Widianto, Dulu Susah Kini Hidup Ala Rich People


Related Articles