Es Cokelat Mint Jadi Simbol Pengkhianatan, Tak Laku Dijual
Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi sebagian orang di Thailand, minuman es cokelat mint dapat meninggalkan rasa tidak enak. Sebab minuman tersebut jadi simbol pengkhianatan di Negeri Gajah Putih.
Terbukti, beberapa kafe menghapus varian es cokelat mint dari menu mereka. Minuman yang dulunya merupakan suguhan favorit, sekarang dipandang sebagai simbol pengkhianatan badai politik.
Mengutip laporan The Guardian, es cokelat mint dikenal sebagai minuman favorit Paetongtarn Shinawatra, salah satu kandidat perdana menteri yang diajukan oleh partai oposisi Pheu Thai. Menjelang pemilihan, dia sering terlihat memegang minuman cokelat mint dan memposting di Instagram-nya.
Pheu Thai memenangkan jumlah kursi tertinggi kedua dalam pemilihan umum pada Mei lalu setelah pemungutan suara. Kemudian partai tersebut membentuk koalisi dengan Move Forward, sebuah partai yang mengadvokasi reformasi untuk menghapus militer dari politik dan mengubah undang-undang keagungan negara itu.
Di atas kertas, kedua belah pihak tampak selaras secara luas. Keduanya mengatakan berkomitmen pada demokrasi di negara yang rentan terhadap kudeta militer.
Di jalur kampanye, Move Forward, dan kemudian Pheu Thai, berjanji untuk tidak bergabung dengan koalisi dengan para jenderal militer yang telah memegang kekuasaan sejak kudeta 2014. Tapi sekarang, banyak pemilih khawatir Pheu Thai akan menarik kembali kata-katanya.
Thailand sendiri memiliki sejarah panjang bentuk protes kreatif, mulai dari pakaian satir hingga penggunaan kode emoji untuk mengejek monarki.
Di media sosial, banyak yang menyatakan dukungan terhadap toko-toko yang mengambil sikap dengan menghapus minuman cokelat mint dari menu.
"Tolong berhenti menjualnya secara permanen," tulis satu orang. Sementara yang lain memposting, "Saya memuji keberanian Anda."
Kemudian, yang lain menunjuk pada kejatuhan simbolisme pada saat politik terpolarisasi.
"Saya tidak ingin minuman itu menjadi simbol orang-orang ini," tulis seseorang dalam postingan yang dibagikan secara luas.
Beberapa kafe menggambarkannya sebagai minuman 'mengkhianati teman Anda' dan menolak untuk menyajikannya.
(hsy/hsy)