Saat Raksasa Keripik Asal Jepang Dibuat Pening Gegara Kentang

Zefanya, CNBC Indonesia
05 August 2023 21:45
Pedagang kentang di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, Rabu, (2/2/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kentang (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen keripik kentang terbesar se-Asia, Calbee, harus memutar otak saat kehabisan kentang akibat cuaca ekstrem dan hambatan rantai pasokan. Bahkan, merek makanan asal Jepang itu sampai harus menaikan harga jualnya sampai tiga kali lipat.

Sementara itu, Calbee tengah berencana untuk berubah haluan dan ekspansi ke luar negeri dengan biaya US$ 1 miliar.

"Kondisi ini membuat kami pusing," kata CEO Calbee, Makoto Ehara kepada CNN, dikutip Sabtu (5/8/2023).

Kentang, meski nampaknya sederhana, adalah bisnis serius bagi pembuat makanan ringan berusia 74 tahun itu. Perusahaan yang berbasis di Tokyo ini menggunakan ratusan ribu ton kentang setiap tahunnya untuk membuat chiki dalam berbagai rasa.

Produk-produk ini meraup penjualan ratusan juta dolar per tahun. Calbee bahkan membukukan laba 22,2 miliar yen (US$ 156 juta) pada tahun fiskal terakhir.

Di Asia Pasifik, Calbee menjual lebih banyak chiki kentang daripada perusahaan manapun selain Pepsi (PEP)Co, mitra lamanya yang memiliki sekitar 20% saham Calbee melalui anak perusahaannya. Pepsi (PEP) menguasai sekitar 24% pasar keripik kentang di kawasan itu, sementara Calbee menguasai sekitar 12%, menurut data dari Euromonitor International.

Bisnis keduanya telah terpukul selama dua tahun terakhir karena pecahnya pasokan komoditas yang menyebabkan rekor lonjakan harga pangan pada tahun 2022, yang memengaruhi hampir semua hal mulai dari tomat hingga beras hingga buah persik.

Untuk menopang pasokan kentangnya, Calbee bekerja sama dengan petani di seluruh Jepang, berupaya meningkatkan pasokan domestiknya dari 320.000 ton menjadi 400.000 ton per tahun pada akhir dekade ini.

"Kami sekarang mencoba untuk meningkatkan lapangan di Jepang, selain [di] Hokkaido," ujar Ehara

Ia juga memperkirakan dapat memotong proporsi impor kentang yang didapatnya dari Amerika, satu-satunya pemasok luar negeri, menjadi setengahnya.

Untuk melakukan diversifikasi lebih jauh, Ehara mengatakan, perusahaan juga mempertimbangkan untuk mengimpor dari pasar lain.

Adapun, pasokan yang stabil sangat penting untuk rencana perubahan haluan perusahaan yang ambisius. Ehara mengatakan harga kentang dan minyak sawit juga sudah stabil.

Penjualan Calbee juga terhitung telah stabil dalam beberapa tahun terakhir. Menyambut hal itu, perusahaan mengumumkan pada bulan Februari akan menginvestasikan sekitar US$ 1 miliar selama tiga tahun ke berbagai bidang seperti otomatisasi dan ekspansi ke luar negeri.

Menurut Keiei Sho, pejabat eksekutif pelaksana untuk bisnis Calbee di luar negeri, pihaknya sangat optimis terhadap prospek di Amerika Serikat, di mana perusahaan membuat terobosan dengan merk makanan ringan nabati yang populer, Harvest Snaps.

Kemudian di China, Calbee ingin membangun daya tarik yang diperoleh dengan produk-produk seperti keripik mentega madu yang terinspirasi dari Korea Selatan.

Perusahaan juga optimis terhadap Indonesia, yang memiliki populasi muda yang sangat besar yang dapat berubah menjadi pelanggan seumur hidup, tambah Sho.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau Berumur Panjang hingga 100 Tahun? Stop Lakukan 6 Hal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular