
Intip Keunggulan Biji Kopi Liberika Dibanding Arabika-Robusta

Jakarta, CNBC Indonesia - Umumnya banyak orang hanya mengenal dua jenis biji kopi yaitu arabika dan robusta. Kedua jenis itu lebih mudah ditemui di kafe atau sudut pusat perbelanjaan.
Namun, ternyata ada jenis biji kopi lainnya yang tidak kalah nikmat yakni liberika. Kopi liberika digadang-gadang memiliki karakteristik yang unik dibandingkan arabika dan robusta.
Liberika dianggap sebagai jenis biji kopi yang tersedia secara komersial paling populer ketiga, setelah arabika dan robusta. Kopi liberika memiliki karekteristik khas dan otentik beraroma fruity.
Liberika adalah bintang Filipina
Otoritas di Dewan Kopi Filipina menyatakan bahwa Filipina adalah salah satu dari beberapa negara di dunia yang memproduksi keempat jenis kopi komersial yakni arabika, robusta, liberika, dan excelsa. Meskipun, ada beberapa perselisihan seputar klasifikasi.
Excelsa secara teknis merupakan subkategori dari kopi liberika demikian juga subkategori lain yang disebut barako.
Apa pun namanya, para petani telah menanam kopi di Filipina sejak tahun 1700-an, dan negara tersebut berdiri sebagai penghasil utama biji liberika dunia. Benih liberika pertama ditanam di kota Filipina Amadeo, Cavite, pada tahun 1876, sekitar 40 tahun sebelum Amadeo resmi menjadi kota.
Namun, percaya atau tidak, kopi liberika sama sekali tidak berasal dari Filipina meskipun ikatan kopi yang kuat dengan negara tersebut.
Sebuah cerita asal keliling dunia
Berdasarkan pengetahuan populer, kopi Liberica berasal dari Liberia, Afrika Barat, di mana ia ditemukan oleh penjelajah Spanyol yang membawanya ke Filipina untuk menemukan rumah abadi. Namun, catatan tentang sejarah tanaman ini sedikit, dan jalur kopi dari Afrika ke Asia mungkin mengambil rute yang berbeda.
Pacita Juan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung teori yang berbeda. Menurut Perfect Daily Grind, Juan menganggap kemungkinan besar Liberika melakukan perjalanan dari Liberia ke Ethiopia, lalu ke Timur Tengah, dan akhirnya ke Asia Tenggara, ketika banyak musafir Islam melakukan ziarah ke Malaysia.
Setelah itu, gelombang penyakit tanaman yang disebut karat kopi merenggut sebagian besar pasokan Arabika dunia, hingga 90% pada tahun 1890. Karat kopi memengaruhi Brasil, Afrika, dan Jawa, menjadikan Filipina satu-satunya negara penanam kopi yang tersisa.
Biji tersebut tidak lagi disukai di pasar AS karena perselisihan teritorial antara negara-negara tersebut, tetapi liberika membuat comeback permanennya pada tahun 1995. Namun, meskipun popularitasnya bertahan lama dan posisi yang kuat dalam jajaran kopi komersial, liberika tetap langka dan sulit untuk dijual.
Seperti apa rasa kopi Liberika?
Rasa uniknya sama langkanya dengan biji itu sendiri. Singkatnya, rasa kopi liberika itu kompleks. Rasanya lebih woody dan 'smoky', liberika makin kental karakteristik khas dan otentiknya.
Selain itu, masih ada kelebihan dari Liberika ini. Saat diseruput, liberika memiliki aroma menyengat dan tajam, dengan rasa pahit yang lebih kental.
Tidak heran, jika jenis liberika ini biasanya diseduh dan dicampur dengan susu untuk menutupi aroma tajam dan rasa pahitnya.
Dalam bentuknya yang alami, Juan membandingkan rasa kopi Liberica dengan buah nangka. Saat biji dicuci, rasa buah dan bunga akan keluar, seperti pada kategori excelsa yakni varietas barako lebih woody dan pedas.
Coffee Affection merekomendasikan penyeduhan dalam french press, pour-over, atau mesin espresso menggunakan ukuran gilingan sedang-halus untuk menampilkan profil rasa dimensi biji.
Biji kopi liberika lebih besar, lebih tebal, dan kualitasnya lebih baik
Dalam banyak hal, bentuk biji kopi liberika sangat berbeda dari arabika dan robusta. Liberika memiliki bentuk yang tidak rata, asimetris, dan memiliki kandungan kafein yang lebih rendah daripada arabika atau robusta.
Selain rasanya yang begitu nikmat, aromanya yang khas, dan lokasi penanaman global yang terbatas, biji liberika juga berwarna coklat sangat tua (hampir hitam), dan berukuran besar.
Liberika tumbuh di pohon yang dapat tumbuh setinggi sekitar 60 kaki. Daun tanaman masing-masing sekitar satu kaki lebarnya. Namun, ukuran tanaman liberika yang sangat besar menentukan kualitas yang bertahan dengan sendirinya.
Ketinggian yang menjulang mengharuskan pemetikan tangan dan tidak ada praktik pemanenan industri. Kopi liberika biasanya dibudidayakan di pertanian kecil milik keluarga, yang berarti petak yang lebih kecil dan perhatian yang lebih besar terhadap detail.
Selain itu, karena petani memiliki lebih sedikit pohon untuk dirawat, dan pohon tersebut menghasilkan panen yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman kopi lainnya, petani dapat bekerja lebih lambat dan fokus pada praktik pemanenan yang hati-hati dan pemantauan tanaman yang lebih dekat.
Berkat kelangkaan liberika dan permintaan konsumen, petani masih menghasilkan keuntungan komersial yang sama dengan hasil panen yang lebih besar.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penikmat Senja, Snoop Dogg Luncurkan Kopi Spesial RI Nih