Banyak yang Tak Tahu, Warna Pink Mulanya Dipakai Laki-Laki

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
26 July 2023 15:40
Ilustrasi Pedagang Siomay Pink. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Pink. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Akhir-akhir ini, Anda mungkin lebih sering melihat warna merah muda atau pink gara-gara film Barbie. Pink sering dikaitkan dengan perempuan dan simbol kasih sayang, namun warna ini juga sebenarnya memiliki makna yang sangat luas dan beragam.

Sejak dulu, pink hanya dilihat sebagai warna untuk perempuan saja. Ini sebenarnya sebuah ironi mengingat para ahli studi gender mengatakan bahwa hingga tahun 1980-an, warna pink sering dipakai oleh laki-laki.

Kendati saat ini sebagian besar masyarakat masih menganggap pink sebagai warna feminin, hal tersebut bukanlah pandangan universal yang sama. Pria Korea Selatan sejak dulu terbiasa mengenakan nuansa pink. Di India, terkadang Anda akan melihat sorban merah muda pada pengantin pria di hari pernikahan mereka.

Ilustrasi Pedagang Siomay Pink. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Ilustrasi Pink. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jo Paoletti, seorang profesor Studi Amerika di University of Maryland mengatakan bahwa penerimaan warna tergantung pada budaya dan masyarakat tempat Anda tinggal.

Awal mula pink menjadi warna feminin

Mengutip ulasan Popsci, Kita dapat mengaitkan popularitas warna pink dengan salah satu gundik Raja Louis XV yang paling terkenal, Madame de Pompadour, yang pada abad ke-18 dipandang sebagai seorang fashion influencer. 

Kecintaannya pada warna merah muda dalam seni membentuk budaya dan selera orang-orang di seluruh Eropa.

"Pada saat itu (pink) adalah warna yang netral gender, jadi semua orang memakai warna pink," kata Naomi Greyser, seorang profesor studi gender, wanita, dan seksualitas di University of Iowa.

Pria mulai memakai warna pink lebih sering karena mereka melihatnya sebagai warna yang kuat. Warna pink dianggap bisa membuat pria terlihat makin menarik. Sedangkan, wanita sering memakai warna biru karena diasosiasikan dengan ketenangan dan memiliki makna religius di Gereja Katolik.

Pakaian bubblegum pink yang lebih serasi yang dikenakan oleh Margot Robbie, dalam peran utama Barbie, dan Ken dari Ryan Gosling saat mereka duduk di mobil convertible dalam perjalanan ke dunia nyata. (MEGA/GC Images/GC Images/Getty Images)Foto: (MEGA/GC Images/GC Images/Getty Images)

 

Paoletti, yang menulis buku Pink and Blue: Telling the Boys from the Girls in America, menjelaskan bahwa anak perempuan memakai warna biru sehubungan dengan Perawan Maria yang dianggap memakai banyak warna biru.

Kode gender untuk pink dan biru mulai berubah pada awal abad ke-20. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, anak perempuan lebih sering memakai warna pink daripada anak laki-laki.

Greyser mengatakan ada banyak pendapat dari sejarawan tentang mengapa hal ini terjadi, tetapi teori yang berlaku adalah bahwa warna yang lebih gelap dikaitkan dengan maskulinitas karena seragam militer.

"Sekitar masa Perang Dunia II, dipandang sebagai lencana kehormatan untuk mengenakan pakaian bernuansa militer," ungkap Greyser.

Pada tahun 1980-an warna pink hampir sepenuhnya dianggap sebagai warna perempuan. Pada saat itu juga mulai populer tes kehamilan USG yang membuat calon orang tua bisa mengetahui jenis kelamin janin mereka. Greyser mengatakan, perusahaan melihat ini sebagai sebuah peluang untuk memasarkan produk karena orang tua bersedia menghabiskan uang lebih banyak ketika mereka bersiap menyambut kehadiran bayi. Dari sini lahirlah pasar pakaian dan aksesori pink dan biru untuk menghiasi kamar bayi, dengan gagasan bahwa setiap warna eksklusif untuk jenis kelamin tertentu.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular