Asal-usul Istilah Sugar Daddy: Wujud Imaji Daya Tarik 'Gula'

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Jumat, 14/07/2023 12:05 WIB
Foto: Hunters Race via Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki usia separuh baya, sebagian besar laki-laki menginginkan keintiman yang intens dengan istrinya. Dalam hal ini, mereka kembali ingin merasakan perasaan 'berbunga-bunga', seperti saat masih berpacaran atau baru menikah dengan istri.

Namun, tidak semua laki-laki mendapatkan keinginan tersebut dari istrinya, baik saat istri masih hidup maupun sudah meninggal. Akibatnya, sebagian dari mereka mencari pelampiasan, salah satunya menjadi 'sugar daddy.'

Dalam beberapa waktu belakangan ini, istilah sugar daddy ramai diperbincangkan di media sosial. Bahkan, tidak sedikit warganet yang mengaku ingin menjadi 'sugar baby' alias pihak yang menerima sejumlah benefit dari sugar daddy.


Asal usul istilah sugar daddy

Melansir dari Dating Wise, istilah 'sugar daddy' mengacu pada seorang laki-laki kaya raya dan dewasa. Sosok sugar daddy adalah orang yang dengan murah hati memberikan dukungan keuangan dan hadiah mewah kepada seorang 'teman muda'-nya sebagai imbalan atas kebersamaan atau hubungan romantis.

Istilah 'sugar daddy' dapat dikaitkan dengan konsep 'sugar' yang menyimbolkan kekayaan, kemewahan, dan hal-hal indah dalam hidup. Hubungan antara 'gula' dan memanjakan seseorang secara material telah ada sejak berabad-abad karena gula adalah komoditas langka dan bernilai tinggi yang melambangkan kemakmuran, kekuasaan, dan wibawa.

Pada awal abad ke-20, istilah 'sugar daddy' mulai muncul dalam kata slang dan budaya populer Amerika. Istilah ini diperkirakan muncul dalam komunitas Afrika-Amerika pada masa Harlem Renaissance.

Seiring dengan popularitas hubungan 'sugar daddy', istilah ini menyebar di luar komunitas-komunitas tertentu dan mulai digunakan secara lebih luas.

Istilah 'sugar daddy' dikaitkan erat dengan jenis perjanjian tertentu, yakni ketika laki-laki kaya memberikan dukungan finansial kepada pasangan yang lebih muda alias sugar baby.

Secara padanan kalimat, sugar daddy seakan merepresentasikan imaji tentang kelezatan dan mengundang pemikiran tentang kemewahan, keinginan, dan daya tarik dari makanan manis. Serupa dengan gula yang memberikan rasa menyenangkan dalam hidup, sugar daddy dianggap memberikan rasa manis melalui kemurahan hati dan dukungan finansial dalam hubungan romantis.

Selain karena kekayaan, istilah sugar daddy juga digandrungi karena kata 'daddy' memunculkan perasanaan dilindungi dan dinafkahi. Hal ini mencerminkan peran yang sering dijalankan oleh sugar daddy sebagai figur mentor atau penyedia dalam hubungan tersebut.

Selain itu, istilah 'daddy' juga dapat menandakan perbedaan usia yang signifikan antara sugar daddy dan sugar baby.

Sugar Daddy di Indonesia

Hasil survei yang dilakukan oleh situs dating, Seeking Arrangement, menunjukkan bahwa Indonesia masuk ke dalam sepuluh besar negara dengan sugar daddy terbanyak di Asia.

Menurut survei yang dilakukan per 2021 tersebut, jumlah sugar daddy di Indonesia mencapai 60.250. Melalui jumlah tersebut, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan sugar daddy terbanyak.

Sementara itu, posisi teratas negara dengan sugar daddy terbanyak diraih oleh India dengan jumlah sebanyak 338 ribu.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Tertekan, Perawatan Diri Tetap Jadi Prioritas


Related Articles