
Kenali Gejala Enterovirus, Virus Mematikan 'Penyerang' Bayi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 26 bayi di sejumlah negara Eropa, yakni Kroasia, Prancis, Italia, Spanyol, Swedia, dan Britania Raya, dilaporkan telah terinfeksi virus berbahaya dan mematikan, Enterovirus.
Dilansir dari NBC News, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa 26 bayi di Eropa itu terinfeksi Enterovirus jenis langka, Echovirus-11, Jumat (7/7/2023) waktu setempat. Selain itu, delapan dari 26 bayi dilaporkan meninggal dunia akibat kegagalan organ dan sepsis.
Beberapa dari 26 kasus Echovirus-11 diidentifikasi pada awal 2022, setidaknya setengah dari kasus baru dilaporkan sejak akhir musim semi 2023.
"Hal ini dianggap tidak biasa karena adanya kerusakan yang sangat cepat dan tingkat kematian terkait kasus di antara bayi yang terkena dampak," tulis seorang juru bicara WHO, dikutip Senin (10/7/2023).
Lantas, apa itu Enterovirus?
Enterovirus adalah virus yang umumnya menyerang bayi baru lahir. Echovirus dapat menyebar melalui tinja atau menghirup droplet pernapasan. Biasanya, virus ini hidup di saluran pencernaan.
"Sebagian besar enterovirus menyebabkan penyakit yang sangat ringan pada anak-anak yang terinfeksi. Namun, pada sebagian kecil kasus, kami melihat penyakit yang jauh lebih parah dah menyakitkan," ujar Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO Dr. Mike Ryan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), terdapat lebih dari 100 jenis enterovirus yang dapat menginfeksi manusia.
Sebelumnya, pejabat kesehatan di Inggris melaporkan peningkatan kasus yang tidak biasa pada miokarditis parah atau radang jantung. Sebanyak 10 bayi di antaranya dilaporkan memiliki enterovirus lain yang disebut coxsackievirus. Setidaknya, ada satu kasus meninggal.
Meskipun enterovirus umum terjadi, kasus sepsis enterovirus neonatal jarang terjadi secara historis. Namun, pandemi Covid-19 telah mengacaukan seluruh aktivitas virus sehingga terdapat kekhawatiran lonjakan enterovirus yang lebih besar pada musim panas ini.
Gejala Enterovirus
Menurut sejumlah dokter, sebagian besar bayi yang terjangkit Enterovirus mengalami sedikit demam, batuk, bersin, atau sakit tenggorokan.
"Ini biasanya terjadi pada anak-anak dalam beberapa hari atau minggu pertama kehidupan mereka yang terpapar enterovirus dengan alasan yang belum sepenuhnya kami pahami," ujar dokter penyakit menular anak di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Dr. Buddy Creech.
"Mereka menjadi sangat sakit karena biasanya hanya menimbulkan gejala mirip pilek," kata Creech.
Biasanya, bayi-bayi tersebut lahir dalam keadaan sehat. Namun, tidak lama kemudian mereka mengalami gejala paparan enterovirus, termasuk:
- Demam.
- Tidak mau makan dengan baik.
- Kesulitan bernapas.
- Sangat rewel atau terasa dingin saat disentuh.
- Kulit pucat atau belang-belang.
Dalam beberapa kasus, bayi dapat mengalami komplikasi yang parah, yakni.
- Meningitis
- Kegagalan organ
- Miokarditis
- Masalah dalam sumsum tulang belakang mereka.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO: Kasus Covid-19 di Dunia Naik, 10 Ribu Pasien Meninggal