Internasional

Heboh Virus Oz Mematikan Muncul di Jepang, Ini Kata Ahli

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 June 2023 17:40
Seorang anggota pasukan kehormatan memegang bendera nasional Jepang. (Bloomberg via Getty Images)
Foto: Jepang. (Bloomberg via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Permasalahan kesehatan dunia belum berakhir. Setelah dunia dilanda Covid-19, kali ini virus Oz mewabah di Jepang dan menewaskan satu orang.

Dilansir NHK Japan, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan pada hari Jumat, bahwa seorang wanita meninggal karena miokarditis atau radang otot jantung. Ini terjadi di Prefektur Ibaraki, utara Tokyo.

Awalnya, ia mengunjungi rumah sakit dengan keluhan demam dan kelelahan. Saat itu, seekor kutu ditemukan menggigit paha atasnya.

Otopsi menyimpulkan dia telah terinfeksi virus Oz. Virus ini pertama kali terdeteksi di Jepang pada tahun 2018 dari jenis kutu keras tertentu, di wilayah Kanto yang meliputi Tokyo, dan Jepang tengah dan barat.

Menanggapi penularan virus ini, Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait penularan virus Oz. Ia mengatakan dunia harus bersiap dengan munculnya laporan tentang jenis penyakit "baru" dari berbagai belahan negara.

"Kalau kasus dan atau kematian masih baru terjadi maka para ahli masih mengkaji tentang dampak rincinya, baik dari sisi klinik maupun epidemiologik. Jelas pada saat awal belum akan tersedia penjelasan ilmiah yang pasti," ujarnya dalam sebuah pesan singkat kepada CNBC Indonesia.

"Kita memang tidak boleh menyepelekan adanya laporan penyakit dan kematian baru, tetapi juga jangan khawatir berlebihan. Jangan pula terlalu cepat membuat kesimpulan tertentu karena memang data ilmiah belumlah terlalu lengkap tersedia," ujarnya.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara kemudian menambahkan adalah dua hal yang perlu dilakukan sekarang. Pertama, ikuti secara mendalam perkembangan data ilmiah tentang kasus ini, tentu dari sumber yang dipercaya seperti keterangan badan resmi negara atau dunia dan hasil penelitian yang dipublikasi resmi, bukan seperti informasi via aplikasi perpesanan.

"Secara umum, ada atau tidak penyakit baru, maka pemerintah tentu harus menjaga dan menjamin surveilan selalu berjalan secara baik, setidaknya dalam 3 bentuknya yakni Surveilan berbasis gejala serta surveilan berbasis laboratorium (bahkan sampai tahap genomik)," tambahnya.

"Dan empat ruang lingkup surveilan yang harus dikerjakan yakni surveilan klinis pada pasien, surveilan epidemiologik di komunitas, surveilan pada hewan yang mungkin berdampak pada kesehatan manusia, serta surveilan keadaan lingkungan yang mungkin berdampak pada kesehatan manusia," jelasnya lagi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Ini, Jepang Naikkan Usia Legal Berhubungan Seks

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular