Geger Murid TK Taiwan Diberi Obat Penenang, Orang Tua Protes!
Jakarta, CNBC Indonesia - Orang tua dari anak-anak yang diduga diberi obat penenang oleh guru di sekolah taman kanak-kanak (TK) Taiwan melakukan aksi protes. Hal ini terkait lambatnya tanggapan pemerintah terhadap insiden tersebut.
Pada hari Minggu (18/6/2023), ratusan orang berkumpul di New Taipei City untuk mengkritik fakta bahwa butuh waktu berminggu-minggu bagi otoritas lokal untuk melakukan tes medis pada anak-anak tersebut. Padahal kecurigaan muncul pada pertengahan Mei.
Para orang tua melakukan demonstrasi dan menginginkan hukuman lebih keras bagi pelaku kekerasan anak serta mekanisme perlindungan yang lebih komprehensif di prasekolah.
Melansir CNN, pada 14 Mei lalu ada tiga orang tua yang memberi tahu polisi setempat bahwa anak-anak mereka menunjukkan sikap yang aneh seperti mudah marah dan menunjukkan perilaku melukai diri sendiri antara Februari dan April tahun ini.
Anak-anak itu memberi tahu bahwa guru mereka telah memberi mereka obat-obatan, menurut Kantor Berita Pusat (CNA) resmi Taiwan. Sejak itu, para orang tua membawa anak-anak mereka ke rumah sakit untuk diperiksa.
Tes medis menemukan jejak barbiturat dan benzodiazepin yakni dua jenis depresan sistem saraf pusat pada beberapa anak. Obat ini banyak digunakan sebagai penenang untuk mengobati kecemasan, insomnia dan flu.
Kantor Kejaksaan Distrik di New Taipei City pertama kali diberitahu tentang kasus yang melibatkan potensi pemberian obat bius terhadap anak di bawah umur pada 15 Mei. Tiga hari kemudian, kantor tersebut mengarahkan polisi untuk menggeledah taman kanak-kanak tersebut, mengambil rekaman CCTV dan bukti lainnya.
Pada awal Juni, lebih dari selusin orang tua telah melaporkan masalah tersebut ke polisi dan pada tanggal 5 Juni pemerintah kota menawarkan tes narkoba kepada setiap anak yang bersekolah di prasekolah.
Pada 8 Juni, tes terhadap 28 anak dari sekolah tersebut, yang memiliki 67 siswa, menemukan bahwa delapan memiliki jejak barbiturat dalam sistem mereka. Di antara para siswa itu, 16 orang diberikan tes narkoba yang diselenggarakan oleh Biro Pendidikan kota pada 5 Juni.
Menurut Lin Ching-feng, direktur asosiasi manajemen medis yang berafiliasi dengan pemerintah, 29 anak telah dirawat di rumah sakit untuk tes terorganisir pada 15 Juni, dengan 28 tes negatif untuk obat-obatan tersebut. Konfirmasi satu kasus masih tertunda saat itu. Tes dilakukan berminggu-minggu setelah tuduhan narkoba.
Departemen pendidikan setempat telah memerintahkan taman kanak-kanak untuk ditutup, dan telah mendendanya sebesar 150.000 dolar Taiwan Baru (sekitar US$4.850).
Sebelumnya, kepala sekolah dan tujuh guru sempat ditangkap dan diinterogasi oleh polisi, tetapi mereka dibebaskan dengan jaminan, Tidak jelas apakah mereka didakwa atas pelanggaran tertentu.
Insiden yang diduga telah menimbulkan kegemparan di Taiwan, dan dampaknya dapat memengaruhi pemilihan presiden Taiwan pada Januari 2024, dengan wali kota petahana Kota New Taipei, Hou Yu-ih, mencalonkan diri dari partai oposisi Kuomintang.
(miq/miq)