Coldplay Konser 6 Hari di Singapura, Benarkah Ini Alasannya?

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Selasa, 20/06/2023 18:42 WIB
Foto: Getty Images/Santiago Bluguermann

Jakarta, CNBC Indonesia - Eks Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Yanuar Nugroho, menyoroti kabar tur konser Coldplay Music of The Spheres Singapura yang ditambah menjadi enam hari, Selasa (20/6/2023).

"Saya tidak terlalu 'into' tiket war Coldplay, tetapi melihat Singapura dapat enam hari dan Jakarta, Bangkok, Manila cuma satu hari, jadi bertanya-tanya," tulis Yanuar melalui akun Twitter pribadinya (@yanuarnugroho), Selasa (20/6/2023).

Dalam cuitan yang sama, Yanuar mengungkapkan bahwa salah satu pertimbangan Coldplay untuk memilih negara tujuan tur-nya adalah berdasarkan kriteria lingkungan keberlanjutan.



"Lalu, dapat info dari teman yang sedikit tahu bahwa R&D (Research and Development)-nya Coldplay (yes, they have it!) pakai kriteria sustainability: polusi, public transport, etc..." ungkap Yanuar.

Twit tersebut pun mendapatkan banyak komentar dari warganet. Salah satu di antaranya meyakini bahwa Coldplay hanya menggelar satu hari konser tur di Jakarta karena alasan masa kampanye Pemilu 2024.

"Tim R&D-nya Coldplay juga udah tahu kali bahwa Indonesia sudah masuk masa Kampanye Pemilu 2024," tulis salah satu warganet (@hotraredo) membalas twit Yanuar. Balasan tersebut pun kembali direspons Yanuar "Benar juga, ya, bang... hehehe..."

s Super Bowl 50 between the Carolina Panthers and the Denver Broncos in Santa Clara, California February 7, 2016." title="coldplay" />Foto: REUTERS/Mike Blake
Chris Martin (C), lead singer of Coldplay, performs with the band during the half-time show at the NFL's Super Bowl 50 between the Carolina Panthers and the Denver Broncos in Santa Clara, California February 7, 2016.

Sementara itu, beberapa warganet mengaku bahwa mereka tidak setuju dengan argumen tersebut. Sebab, Brasil yang cukup masif melakukan deforestasi atau penebangan hutan pun juga memperoleh waktu pelaksanaan tur yang lama.

"Coldplay itu termasuk sering datang ke Brasil. Tur sekarang aja sampai 11 hari di Brasil. Sementara, deforestasi di hutan Amazon Brazil masih gila-gilaan. Kelihatan kriteria sustainability itu, ya, enggak benar-benar diikutin. Kebanyakan gimmick aja soal sustainability," tulis warganet @bakso_jamur membalas twit Yanuar.

"Melihat Argentina dan Brasil yang dapat jatah konser lebih dari lima hari kayaknya secara realita enggak koheren sama twit ini," tulis @calvmr.

Melihat komentar yang mengaitkan dengan Argentina dan Brasil tersebut, Yanuar langsung meresponsnya dengan memberikan data dari Sustainable Development Report 2022.

"Banyak yang komentar tentang sustainability Brasil, Argentina vs Singapura. Silakan lihat di sini https://dashboards.sdgindex.org/rankings," respons Yanuar.

"Brasil ranking 53, Argentina 54, Singapura 60, Indonesia 82. Sustainability bukan hanya soal lingkungan, tapi juga sosial-ekonomi-tatakelola. Semoga menggambarkan," imbuhnya.

Sebelumnya dikabarkan bahwa Coldplay adalah salah satu kelompok musisi yang gencar menyuarakan masalah lingkungan. Bahkan, Music of the Spheres World Tour yang sedang berjalan mengusung energi berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Menurut beberapa sumber, Coldplay dikabarkan menolak untuk konser 'A Head Full of Dreams Tour' di Indonesia pada 2017 lalu karena negara dianggap tidak sesuai dengan nilai yang mereka usung, yakni terkait isu lingkungan.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kisah Marshel Widianto, Dulu Susah Kini Hidup Ala Rich People