Foto Internasional

Swiss Pamerkan Lukisan Raksasa Bentuk Botol Plastik

Reuters, AP Photo, CNBC Indonesia
Senin, 19/06/2023 15:45 WIB

Lukisan sampah botol plastik raksasa sengaja dibuat untuk mengingatkan kesadaran tentang polusi dan bahaya sampah plastik.

1/6 Lukisan botol plastik di Parc Bourget, Lausanne, Switzerland. (REUTERS/Denis Balibouse)

Foto udara menalpilkan lukisan botol plastik di Taman Louis-Bourget, Lausanne, Swiss. Lukisan berukuran raksasa ini sengaja dibuat oleh seorang seniman bernama Saype (34) untuk mengingatkan kesadaran tentang polusi lingkungan. (REUTERS/Denis Balibouse)

2/6 Lukisan botol plastik di Parc Bourget, Lausanne, Switzerland. (REUTERS/Denis Balibouse)

Lukisan raksasa itu terbuat dari kapur dan arang. Tampak leukisan itu menampilkan botol plastik iyang sudah kusut, mlemabangkan bahayanya polusi dan sampah plastik. (REUTERS/Denis Balibouse)

3/6 Lukisan botol plastik di Parc Bourget, Lausanne, Switzerland. (REUTERS/Denis Balibouse)

Lokasi lukisan sampah botol plastik berukuran tiga kali lapangan tenis itu dibuatnya dengan lokasi yang juga berda id pinggir Danau Jenewa. (AP/Valentin Flauraud)

4/6 Lukisan botol plastik di Parc Bourget, Lausanne, Switzerland. (REUTERS/Denis Balibouse)

"Saya membuat lukisan dinding ramah lingkungan yang sangat besar menggunakan kapur dan arang di alam, bisa berupa rumput, pasir, dan di mana pun di dunia. Saya ingin mengatakan bahwa saya mencoba memengaruhi pola pikir orang dan bahkan masyarakat tanpa memengaruhi alam." kata Saype. (REUTERS/Denis Balibouse)

5/6 Lukisan botol plastik di Parc Bourget, Lausanne, Switzerland. (REUTERS/Denis Balibouse)

Saype juga berharap gambar botol raksasanya ini dapat mengingatkan orang-orang untuk menghormati lingkungan khususnya air. "Gagasan di baliknya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghormati alam tetapi juga air". (AP/Valentin Flauraud)

6/6 Lukisan botol plastik di Parc Bourget, Lausanne, Switzerland. (REUTERS/Denis Balibouse)

Lukisan raksasa itu juga sangat ramah lingkingan, karena tidaklah permanen. Hanya akan bertahan selama tiga hari. (REUTERS/Denis Balibouse)