
Sosok Vincent van Gogh yang Lukisannya Bakal Hadir di Jakarta

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar Van Gogh Alive Jakarta yang bakal digelar di Mal Taman Anggrek, Jakarta, 7 Juli hingga 9 Oktober 2023 mendatang.
"Rasakan keajaiban melihat dunia melalui perspektif seorang Vincent Van Gogh dan biarkan karyanya menginspirasimu untuk melihat keindahannya dari sudut manapun," tulis Van Gogh Alive Indonesia melalui akun Instagram resminya (@vangoghaliveid), dikutip Jumat (16/6/2023).
Sebenarnya, siapa itu Van Gogh?
![]() REFILE - ADDING RESTRICTIONS A woman looks at a projected image during the press day at the exhibition "The Van Gogh: the immersive experience", in Brussels, Belgium October 9, 2018. REUTERS/Yves Herman NO RESALES. NO ARCHIVES. |
Melansir dari laman Vincent van Gogh, Vincent van Gogh adalah salah satu seniman asal Belanda kelahiran 1853. Semasa hidup, sebagian besar orang di sekitarnya menyebut van Gogh sebagai seniman 'gila'. Meskipun demikian, ia telah menciptakan sekitar 2.100 karya seni, termasuk 860 lukisan cat minyak.
Sejak kecil, van Gogh memiliki suasana hati yang tidak stabil dan tidak terlihat memiliki bakat seni. Pada masa mudanya, van Gogh adalah laki-laki yang tenang, mandiri, dan suka menghabiskan waktu luangnya untuk mengalami alam.
Pada 1880, van Gogh memutuskan untuk menjadi pelayan Tuhan melalui profesi seniman setelah dipecat oleh gereja sebagai misionaris Protestan. Karya perdananya diselesaikan dari 1881 hingga 1883. Lukisan tersebut mencerminkan perjalanan awal van Gogh di realisme.
Vincent van Gogh menciptakan lukisan pertamanya saat tinggal di rumah orang tuanya di Etten, Belanda. Saat menciptakan lukisan, ia mengacu pada buku-buku tentang anatomi, perspektif, dan teknik artistik.
Pertengahan 1881, van Gogh berpartisipasi dalam studi singkat dengan seorang master di Sekolah Seni Den Haag, Anton Mauve. Adik van Gogh, Theo van Gogh, mendukung potensi van Gogh untuk melukis dengan menyewakan sebuah studio di Den Haag. Di studio tersebut, van Gogh terus mengasah kemampuan melukisnya di bawah arahan Mauve.
Berkat kegigihan dan dukungan adiknya, keahlian van Gogh semakin terasah. Namun, keadaan ekonominya masih tergolong buruk. Terlebih, lukisan-lukisan van Gogh kalah dengan aliran impresionisme. Meskipun demikian, Theo terus membantu finansial van Gogh dengan mengirimkan uang dan terus memberikan kabar melalui surat.
Pada 1888, karya-karya van Gogh mulai menarik perhatian setelah belajar bersama Fernand Cormon yang memperkenalkannya dengan seniman impresionis. Tidak hanya menarik perhatian, karya-karya van Gogh pun juga dipamerkan bersama dengan para tokoh neo-impresionisme lainnya, seperti Georges Seurat dan Paul Signac.
![]() |
Selama musim gugur 1888, van Gogh dan Paul Gauguin tinggal dan bekerja bersama di Ales Perancis untuk studio mereka, The Yellow House. Studi tersebut adalah bagian dari rencana untuk membangun komunitas seniman baru di Arles untuk alternatif Paris. Van Gogh dan Gauguin mengembangkan konsep warna simbolis sebagai ekspresi emosi dan batin agar tidak bergantung ke alam, seperti aliran seni sebelumnya.
Pada Desember 1888, van Gogh merasa kondisi psikologisnya memburuk. Akibat kondisi tersebut, van Gogh sempat bertengkar dengan Gauguin sampai menodongkan pisau cukur. Gauguin pun memutuskan untuk keluar dari rumah karena keduanya terlalu sering bertengkar.
Tidak lama kemudian, van Gogh memutuskan untuk memotong telinga kirinya dengan pisau cukur. Tidak lama setelah memotong telinga, van Gogh mengunjungi wanita penghibur, Rachel, dan menawarkan Rachel untuk mengambil telinganya dan dijaga dengan baik.
Keesokan harinya, van Gogh ditemukan oleh polisi setempat dan dilarikan ke Rumah Sakit Hotel-Dieu untuk dirawat hingga 7 Januari 1889.
![]() |
Tidak lama setelahnya, van Gogh memutuskan pindah ke Rumah Sakit Jiwa saint-Paul-de-Mausole setelah masyarakat di Arles meneken petisi bahwa ia sangat berbahaya. Pada November 1889, van Gogh menerima undangan pameran di Brussels. Ia pun mengirimkan enam lukisan karyanya, termasuk The Starry Night dan Irises.
Enam bulan setelahnya, yakni Mei 1890, van Gogh meninggalkan rumah sakit jiwa dan pindah ke Auvers-sur-Oise. Saat itu, ia dirawat oleh Dr. Paul Gachet.
Gachet memotivasi van Gogh untuk terus melukis sebagai bagian dari terapi kesembuhan mentalnya. Namun, depresi van Gogh kembali muncul ketika Theo mengabarkan bahwa bantuan finansialnya untuk van Gogh akan menipis.
Pada 27 Juli 1890, peristiwa naas terjadi. Van Gogh mencoba bunuh diri dengan menembak dadanya di ladang gandum. Saat itu, pelurunya tersangkut di tulang belakangnya. Namun, peluru tersebut tidak dikeluarkan karena tidak dilakukan operasi.
29 Juli 1890, van Gogh meninggal dunia karena menderita infeksi di lukanya.
"Kesedihan akan bertahan selamanya," ujar van Gogh sebagai kalimat terakhirnya.
Beberapa waktu setelah kematiannya, terungkap bahwa van Gogh mengalami depresi berat karena tidak memperoleh apresiasi yang seharusnya. Selama hidupnya, hanya satu dari ribuan lukisan van Gogh yang terjual. Hal ini terungkap dari surat-surat antara Vincent dan Theo yang ditemukan.
Kini, hampir seluruh karya van Gogh terkenal dan dihargai sebagai salah satu karya seni termahal di dunia. Sebagian besar lukisan Van Gogh berupa gambaran pemandangan kota, alam, potret diri, interior dan eksterior rumah, dan bunga.
Beberapa karya terkenal van Gogh, di antaranya The Potato Eaters (1885), Sunflowers (1887), Bedroom in Aries (1888), The Starry Night (1889), Portrait of Dr. Gachet (1890), Wheatfield with Crows (1890), The Siesta (1890), dan Church at Auvers (1890).
Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis Belanda terbesar sepanjang sejarah. Karya-karyanya memberi pengaruh besar pada perkembangan banyak lukisan modern, terutama pada karya-karya pelukis Fauve, Chaim Soutine, dan Ekspresionisme Jerman.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rekor 5 Barang Termahal di Dunia, Ada Lukisan Berharga Rp7,4 Triliun