Alasan Biksu Buddha Jalan Ribuan Kilometer Jelang Hari Waisak
Jakarta, CNBC Indonesia - Rombongan 32 biksu Buddha yang menjalankan ritual berjalan kaki dari Thailand diperkirakan akan tiba di Candi Borobudur, Magelang pada Kamis esok (1/6/2023). Perjalanan panjang para biksu ini mendapat banyak sorotan dan sambutan hangat dari masyarakat Indonesia yang mereka temui sepanjang perjalanan.
Sebenarnya, apa alasan mereka jalan kaki sejauh ribuan kilometer?
Para biksu tersebut sedang menjalankan ritual yang disebut thudong, yakni perjalanan religi yang dilakukan untuk mengikuti jejak Sang Buddha pada zaman kehidupannya ketika belum ada wihara, tempat tinggal, dan transportasi.
Thudong dilaksanakan dengan cara berjalan kaki hingga masuk ke hutan sambil perenungan. Sebelum melakukan perjalanan, para biksu harus berdiam diri di suatu tempat dan berpuasa selama empat bulan selama musim hujan. Bila sudah memasuki musim kemarau atau musim semi, Thudong baru dilaksanakan.
"Jadi dalam setahun mereka akan berjalan seperti ini selama empat bulan untuk melaksanakan tradisi ini. Kebetulan karena di Indonesia ada Candi Borobudur, bertepatan Hari Raya Waisak dan mereka jalan dari Thailand," terang Bhante Dhammavuddho, dikutip dari laman resmi Ditjen Bimas Buddha Kemenag, Rabu (31/5/2023).
Melalui perjalanan ini, Bhante berharap para biksu dapat melatih kesabaran. Sebab, Sang Buddha mengajarkan bahwa kesabaran adalah praktik dhamma tertinggi. Sebagai informasi, dhamma adalah ajaran mulia yang berisi pedoman moral dan filsafat yang menuntun kita menuju kebahagiaan.
"Mereka terkena panas, hujan, makan satu hari sekali, dan minum seadanya," sebut Bhante.
Para biksu disebut terus melakukan meditasi sepanjang perjalanan dan istirahat. Dalam perjalanannya, para biksu akan mengunjungi tempat-tempat ibadah lintas agama, seperti wihara, kelenteng, hingga pesantren sebagai tempat peristirahatan.
Menurut catatan Google Maps, jarak tempuh dari Nakhon Si Thammarat ke Candi Borobudur adalah sekitar 2.797 km.
(hsy/hsy)