Jangan Sok Diagnosis Sendiri, Yuk Kenali Bipolar & Gejalanya

Jakarta, CNBC Indonesia - Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati ekstrem, yakni dari sangat bersemangat dan ceria menjadi depresi dalam waktu yang singkat. Gangguan bipolar umumnya ditemukan saat remaja atau dewasa muda.
Bipolar bukanlah kondisi langka. Menurut National Institute of Mental Health, 2,8% atau sekitar lima juta orang dewasa di Amerika Serikat (AS) memiliki diagnosis bipolar. Namun, hingga saat ini masih belum ada data komprehensif terkait angka bipolar di Indonesia.
Dilansir dari Huffington Post, ahli kejiwaan di Ohio State College of Medicine, Sophie Lazarus mengatakan bahwa bipolar ditandai dengan dua periode, yakni manik dan depresi.
"Kondisi manik ditandai dengan suasana hati yang terus meningkat secara abnormal, untuk kemudian berpindah ke perasaan mudah tersinggung hingga sedih berlebih [depresi] selama berminggu-minggu," kata Lazarus, dikutip Jumat (17/3/2023).
Lazarus mengatakan, seseorang yang berada dalam kondisi manik dapat ditandai dengan sejumlah gejala, yakni kepercayaan diri meningkat drastis, banyak bicara, aktivitas yang meningkat, hingga kurang tidur, sementara itu pada fase depresi, seseorang dengan gangguan bipolar akan merasa sangat tertekan dan 'down'.
"Energi mereka [pengidap bipolar] juga rendah, mudah menangis, kurang tertarik pada kehidupan, atau bahkan berpikir tentang kematian," ujar psikiater lainnya dari Duke University Medical Center, John Beyer.
Dua kondisi di atas jelas berbeda dengan perasaan 'moody'. Dilansir dari ABCNews, perasaan yang berubah-ubah atau moody tak akan mengganggu hidup seseorang. Perasaan tertekan dan euforia berlebih tak akan mengganggu hidup seseorang dengan gejala moody. Seseorang yang mengalami perubahan suasana hati dengan cepat umumnya masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Dilansir dari Healthline, ada sejumlah pengobatan alami yang dapat mengatasi gejala gangguan bipolar, yakni.
1. Omega-3
Menurut sejumlah jurnal yang dipublikasikan PubMed Central pada 2016, mengonsumsi suplemen omega-3 dapat membantu mengatasi gejala bipolar I. Namun, sebuah studi pada 2021 menemukan bahwa belum ada pengaruh signifikan dari pengonsumsian suplemen terhadap gejala depresi pada gangguan bipolar.
2. Rhodiola Rosea
Rhodiola rosea adalah salah satu tanaman herbal yang dipercaya berkhasiat melawan stres, mengurangi gejala depresi, dan meningkatkan fungsi otak. Menurut jurnal yang dipublikasikan PubMed Central pada 2013, tanaman ini dapat membantu mengobati depresi yang terkait dengan gangguan bipolar.
3. S-adenosylmethionine
S-adenosylmethionine atau SAMe adalah suplemen asam amino yang dinilai dapat membantu meringankan gejala depresi berat dan gangguan mood lainnya.
Bila Anda merasakan gejala-gejala gangguan bipolar, segera kunjungi psikiater atau psikolog untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
[Gambas:Video CNBC]
Magic Mushroom Bisa Kurangi Depresi, Ini Bukti Risetnya
(miq/miq)