Bener Nggak Sih Stres Bisa Memicu Stroke? Ini Kata Dokter...

Lifestyle - Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
14 March 2023 17:00
Ilustrasi (Photo by jesse orrico on Unsplash) Foto: Ilustrasi otak (Photo by Jesse Orrico on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Stroke adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Stroke merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak mengalami pengurangan dan gangguan akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).



Stroke dapat menyerang semua kalangan usia, termasuk generasi muda. Adapun faktor risiko utamanya, yakni hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, penyakit jantung, pengentalan darah, kurang gerak, hingga obesitas.

Sebagian besar orang percaya bahwa stres berlebih bisa meningkatkan risiko serangan stroke. Lantas, benarkah anggapan tersebut?

Dokter spesialis bedah Saraf Eka Hospital BSD dan Kepala Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Setyo Widi Nugroho mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada kaitan secara langsung antara stres dan risiko stroke.

"Namun, pada beberapa orang stres bisa meningkatkan tekanan darah. Kalau tekanan naik dan enggak terkontrol bisa saja [terkena stroke], tapi kalau tekanan darah tidak naik, ya, enggak akan stroke juga," jelas dr. Setyo kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Berkaitan dengan hal tersebut, dr. Setyo mengatakan bahwa kesehatan otak penting untuk dijaga agar terhindar dari stres guna menghindari sejumlah risiko kesehatan lainnya. Berikut cara menjaga kesehatan otak.

1. Kontrol Tekanan Darah

Salah satu pemicu terjadinya risiko stroke adalah tekanan darah yang tinggi. Tekanan darah yang tinggi dapat memicu pembuluh darah di otak pecah. Maka dari itu, penting bagi seseorang untuk mengelola stres guna menghindari peningkatan tekanan darah.

"Dijaga tekanan darahnya. Kalau tekanan darah tinggi, sarafnya jadi buruk. Itu yang bisa bikin stroke," jelas dr. Setyo.

2. Menjaga Gula Darah

Menurut American Diabetes Association, orang yang menderita diabetes memiliki risiko 1,5 kali lebih besar terkena stroke. Sebab, kadar gula di dalam darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terbentuknya sumbatan dan deposit lemak di pembuluh darah.

Bila pembuluh darah tersumbat, suplai oksigen dan darah ke otak akan terganggu sehingga risiko stroke semakin tinggi.

"Diabetes itu buruk sekali untuk otak dan pembuluh darah," tegas dr. Setyo.

3. Periksa Kadar Kolesterol

Sebuah studi yang dipublikasikan AHA Journal pada 2019 mengungkapkan bahwa kadar kolesterol total dan LDL yang tinggi berkaitan erat dengan peningkatan risiko stroke iskemik.

Setyo mengatakan, kadar kolesterol tinggi atau hiperlipidemia dapat memperburuk kinerja otak. Maka dari itu, salah satu cara untuk menghindari risiko bahaya kolesterol adalah rutin melakukan pengecekan kadar kolesterol, baik di klinik, rumah sakit, atau secara mandiri di rumah.

"Hiperlipidemia itu bikin plak pada saraf dan enggak bagus," sebut dr Setyo.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jangan Diabaikan! Ini 3 Kebiasaan Buruk Pemicu Stroke


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading