Siswa SMA Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Ini Respons IDAI

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
Kamis, 02/03/2023 18:30 WIB
Foto: Ilustrasi pelajar (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) angkat bicara soal kebijakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat yang menginstruksikan jam masuk peserta didik setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA.

Ketua IDAI dr. Piprim Yanuarso mengatakan bahwa sah-sah saja jika Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT melaksanakan uji coba jam masuk anak sekolah dimajukan menjadi pukul 05.00 WIB selama waktu tidur anak dipastikan cukup.

"Anak harus tidur cukup, kira-kira untuk [anak] SMA tujuh sampai delapan jam, lah. Artinya kalau anak bangun jam empat pagi, dia harus tidur jam 20 malam supaya tidurnya cukup," ujar Piprim di Kantor Sekretariat Pengurus Besar Dokter Indonesia (IDI), Jakarta, Kamis (2/3/2023).


"Jangan sampai anak begadang. Besoknya berangkat pagi-pagi, ini akan sangat enggak sehat buat dia. Apalagi berlangsung kronik, kan," tegas dr. Piprim.

Piprim menjelaskan, ada dua prinsip yang harus diperhatikan bila anak diwajibkan untuk memulai sekolah sejak pukul 05.00, yaitu waktu tidur dan dukungan sosial anak. Ia menegaskan, orang tua dan keluarga anak harus siap menciptakan lingkungan yang mendukung dengan turut mengubah pola tidur keluarga.

"Jangan sampai anaknya disuruh tidur cepat, bapaknya nonton TV sampai tengah malam," ujar dr. Piprim.

"Pagi-pagi anaknya sudah heboh mau sekolah, dia siap-siap sendiri saat keluarganya yang lain masih tidur pulas. Ini, kan, dukungan sosial tidak menunjang, enggak bagus untuk anaknya," lanjutnya.

Lantas, kapan waktu mulai belajar yang ideal bagi anak?

Ketua IDAI menyatakan bahwa jam belajar yang ideal bagi anak tergantung pada variasi diurnal untuk hormon kortisol. Diurnal adalah pola aktivitas di siang hari dan beristirahat di malam hari. Sementara itu, hormon kortisol adalah hormon stres atau hormon siaga.

"Hormon kortisol siap untuk belajar dan bekerja itu mulai dikeluarkan kira-kira pukul tiga pagi, pukul empat pagi. Kemudian, puncaknya itu sekitar pukul tujuh, delapan, sembilan. Itu puncaknya orang segar, siap kerja," jelas dr. Piprim.

Dengan demikian, ia tetap memperbolehkan sejumlah sekolah untuk memulai pembelajaran sejak pukul 05.00 dengan catatan para siswanya telah memperoleh waktu tidur yang cukup.

Penelitian menyebutkan, remaja yang memiliki waktu tidur tidak cukup berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara maksimal, depresi, berprestasi buruk di sekolah, hingga cenderung melakukan pola hidup yang buruk, seperti mengonsumsi alkohol, merokok, dan menggunakan obat-obatan terlarang.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia