Siswa SMA Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Apakah Efektif?

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
02 March 2023 09:20
Ilustrasi Pelajar SMA (detikcom/ Grandyos Zafna)
Foto: Ilustrasi Pelajar SMA (detikcom/ Grandyos Zafna)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat mengusulkan jam masuk sekolah peserta didik setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dimajukan menjadi pukul 05.00 WITA.

Viktor mengatakan, budaya masuk sekolah lebih pagi bertujuan untuk mengasah kedisiplinan dan etos kerja para peserta didik. Ia pun meyakini kebijakan baru ini akan terasa berat bagi peserta didik maupun pengajar. Namun, ia berpendapat bahwa harus ada pengorbanan sebelum melakukan perubahan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Inspektur Jenderal, Chatarina Muliana Girsang menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang berkoordinasi secara intensif dengan Pemprov NTT terkait usulan tersebut.

"Kemendikbudristek saat ini tengah berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan dinas pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur terkait penerapan kebijakan yang dimaksud," kata Chatarina, Rabu (1/3/2023).

Menurutnya, perubahan terhadap kebijakan harus mempertimbangkan pendapat orang tua siswa dan masyarakat. Meskipun demikian, Chatarina mengatakan bahwa Kemendikbudristek berkomitmen untuk selalu melindungi hak siswa agar dapat belajar dengan aman dan menyenangkan di sekolah.

Lantas, benarkah masuk sekolah sejak pukul 05.00 pagi lebih efektif?

Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menurut studi yang dipublikasikan American Academy of Pediatrics, waktu ideal untuk memulai jam belajar bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA adalah pukul 08.30. Dengan demikian, siswa akan memperoleh jumlah tidur yang lebih ideal.

Studi lain yang dipublikasikan Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa durasi tidur yang ideal bagi remaja berusia 13 hingga 18 tahun adalah delapan hingga 10 jam per hari. Jumlah durasi tersebut dinilai baik bagi kesehatan.

Penelitian menyebutkan, remaja yang memiliki waktu tidur tidak cukup berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara maksimal, depresi, berprestasi buruk di sekolah, hingga cenderung melakukan pola hidup yang buruk, seperti mengonsumsi alkohol, merokok, dan menggunakan obat-obatan terlarang.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedih, Anak di 5 Provinsi Ini Paling Banyak Alami Stunting

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular