Punya Temen yang Happy Lihat Orang Menderita? Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap manusia, tanpa disadari atau tidak, pasti pernah merasa senang melihat orang lain menderita. Misalkan, ada teman kita tersandung, sebagian kita malah tertawa terbahak-bahak. Kita juga senang menonton video orang terjatuh ke got saat berjalan hingga badannya penuh lumpur. Atau terkadang kita suka menonton tayangan televisi yang mempertontonkan kehidupan orang susah, seperti acara bedah rumah atau uang kaget.
Berkat kesenangan melihat orang lain susah itulah terbentuk pasar sendiri yang menguntungkan bagi beberapa orang. Kasus klasik, misalkan, ada yang menjadi organisator untuk menjadikan anak kecil atau lansia untuk menjadi pengemis jalanan. Atau yang lebih kekinian menjadikan tayangan mandi lumpur sebagai ajang mengemis online. Ini tentu menjengkelkan, tetapi sulit untuk dihapus karena memang manusia senang melihat orang lain menderita.
Lalu, kenapa hal ini bisa terjadi?
Dalam psikologi istilah ini disebut schadenfreude yang berasal dari bahasa Jerman, schaden (kekerasan) dan freude (kebahagiaan). Mengutip riset Shensheng Wang dan Scott O. Lilienfeld berjudul "Schadenfreude deconstructed and reconstructed" (2019), schadenfreude adalah perasaan senang yang bisa didapat hanya dengan melihat orang lain susah. Keduanya juga menyebut istilah ini sebagai emosi umum manusia dalam berinteraksi.
Penyebab sikap ini dilatari oleh hakikat manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial yang ingin mendapat keadilan dan identitas sosial. Mereka ingin dihormati dan disukai karena merasa dunia tidak adil. Untuk mengejar ambisi itu manusia memunculkan jiwa kompetitif.
Karena itu, mereka berupaya meningkatkan status sosialnya sendiri dengan bekerja keras hingga sukses di tempat kerja, misalnya. Namun, tak selamanya manusia juga menempuh jalan lurus seperti itu. Ada pula manusia yang memiliki jiwa kompetitif, tetapi tidak dibarengi oleh kepercayaan diri sehingga hanya timbul keirian.
Melansir Sciencefocus, cara alternatif terbaik yang bisa dilakukan dengan merendahkan orang lain. Dengan melihat, atau dengan sengaja membuat seorang lain kehilangan muka hingga menderita, maka disitulah manusia mereka lebih baik dan naik statusnya.
Singkatnya, manusia butuh pengakuan untuk membuat dirinya lebih hebat dibanding manusia lain. Karenanya mereka juga butuh manusia yang lemah, susah, dan menderita. Jika ini terjadi, maka mereka akan merasa bahagia dan lebih dipandang hebat dibanding yang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, misalkan, ketika ada teman kita tersandung pasti akan menertawakannya dan meledeknya terlebih dahulu. Pada momen inilah kita merasa lebih superior dan bahagia karena bisa berjalan normal tanpa tersandung. Barulah, setelah proses itu selesai, teman tersebut kita tolong.
Jadi, jangan heran dengan sikap seperti ini karena memang alamiah.
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi Prediksi Warga Bumi Makin Panjang Umur, Hidup Hingga 78 Tahun
