
Studi: Konsumsi Viagra Bisa Memperpanjang Umur Pria, Percaya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pria yang mengonsumsi pil disfungsi ereksi atau viagra kemungkinan dapat berumur panjang. Hal ini ditunjukkan oleh sebuah studi observasi yang baru-baru ini diterbitkan pada awal Januari di The Journal of Sexual Medicine.
Studi tersebut melaporkan efek kardioprotektif dari sildenafil, nama generik untuk Viagra dan Revatio. Sildenafil awalnya dikembangkan sebagai obat jantung sebelum akhirnya disetujui untuk disfungsi ereksi. Temuan studi ini mendukung klaim sebelumnya untuk obat yang memiliki manfaat jantung.
"Secara umum, obat-obatan ini tampaknya aman dalam kaitannya dengan kejadian kardiovaskular utama," kata penulis studi utama Robert Kloner, seorang profesor kedokteran di Keck School of Medicine di University of Southern California, kepala petugas sains di Huntington Medical Research Institutes.
![]() |
Namun, dia memperingatkan bahwa penelitian tersebut hanya menunjukkan hubungan, bukan hubungan kausal, antara obat dan penurunan risiko masalah jantung dan kematian. Penelitian ini sebagian didanai oleh Sanofi, sebuah perusahaan farmasi yang memproduksi obat disfungsi ereksi Cialis.
Sildenafil merupakan penghambat fosfodiesterase tipe 5 (PDE5). Obat ini bekerja dengan memblokir enzim di dinding pembuluh darah, yang membuatnya menjadi rileks, meningkatkan aliran darah, terutama di penis. Tapi obat itu juga dapat meningkatkan aliran darah ke area lain dari tubuh.
Penelitian yang menggunakan penghambat PDE5 untuk disfungsi ereksi menunjukkan bahwa obat tersebut juga dapat membantu mengobati masalah jantung lainnya, meskipun sebagian besar penelitian ini tidak memiliki kelompok kontrol dan melibatkan ukuran sampel yang kecil.
Penulis penelitian menganalisis 14 tahun catatan medis pria berusia 18 tahun ke atas yang didiagnosis dengan disfungsi ereksi setidaknya selama satu tahun. Para pasien diklasifikasikan menjadi dua kelompok: kelompok pertama mencakup lebih dari 23.000 pria yang menghabiskan satu tahun atau lebih menggunakan viagra seperti sildenafil, dan kelompok kedua terdiri dari lebih dari 48.000 pria yang tidak pernah menggunakan obat ini.
Pria yang telah menggunakan viagra menunjukkan risiko yang 13 persen lebih rendah untuk mengalami masalah jantung di masa depan dibandingkan pria yang tidak pernah minum obat tersebut.
Terlebih lagi, pengguna viagra memiliki kemungkinan 39 persen lebih kecil untuk meninggal akibat kematian terkait kardiovaskular, dan 25 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena sebab apa pun dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengonsumsi.
Jumlah pil yang mereka minum juga penting. Pria dengan gangguan ereksi yang diresepkan viagra paling banyak (rata-rata 191,2 tablet) menunjukkan risiko paling rendah untuk masalah jantung (55 persen) dan kematian dini (49 persen) dibandingkan mereka yang diberi jumlah pil terendah (rata-rata 5,5 tablet).
Rena Malik, seorang ahli urologi dan profesor bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa pria yang memilih untuk minum obat seperti viagra bisa saja menjadi lebih sehat sejak awal.
Orang yang rutin berhubungan seks mungkin lebih bugar daripada yang tidak. Mereka juga kemungkinan mengalami nyeri kronis yang lebih ringan.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 6 Jurus Orang Jepang Bisa Umur Panjang Sampai 100 Tahun