Program Biskuit Stunting Dipertanyakan, Ini Jawaban Kemenkes

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti praktik pemberian biskuit kepada anak sebagai upaya pemenuhan kebutuhan protein dalam rangka menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia. Ia mengatakan, praktik tersebut harus disetop.
"Jangan sampai keliru karena yang lalu-lalu saya lihat di lapangan dari kementerian masih memberi biskuit pada anak. Cari mudahnya, saya tahu, lelangnya gampang," ujar Presiden Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting di Auditorium BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (25/1/2023).
"Jangan dilakukan lagi. Kalau anaknya, bayinya harus diberikan telur ya telur, diberikan ikan ya ikan," lanjutnya menegaskan.
Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tinggi badannya berada di bawah standar.
Lantas, apa alasan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memilih biskuit sebagai makanan tambahan untuk cegah stunting?
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Maria Endang Sumiwi menjelaskan, pemilihan biskuit sebagai makanan tambahan untuk cegah stunting berdasarkan panduan tentang pemberian makanan tambahan pada 2016.
Maria menjelaskan bahwa terdapat dua cara dalam pemberian makanan tambahan, yaitu melalui pangan lokal atau pabrikan. Sebagai makanan pabrikan, biskuit dipilih karena ada standar-standar yang harus dipenuhi.
"Karena detailnya ada banyak, persyaratannya itu harus memenuhi zat gizi apa saja. Pada saat itu, kebijakan yang diambil adalah menggunakan pabrikan karena ada standar-standar yg harus dipenuhi," jelas dr. Maria kepada wartawan di Gedung Kemenkes, Jumat (27/1/2023).
"Kalau pangan lokal, kan, mesti banyak yang dilakukan. Yang susah-susah misalnya di posyandu (pos pelayanan terpadu), memang butuh banyak usaha, tapi ternyata kita sudah lihat di 16 Kabupaten bisa melakukan," lanjutnya.
Saat ini, posyandu telah diberikan target khusus agar memberikan telur dan ikan kepada anak. Namun, belum seluruh posyandu menerapkan hal tersebut sehingga pemerintah masih berupaya untuk menggencarkannya agar mulai beralih.
[Gambas:Video CNBC]
Sedih, Anak di 5 Provinsi Ini Paling Banyak Alami Stunting
(hsy/hsy)