
Bayi Naik Jetski Berisiko Kena Shaken Baby Syndrome, Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Youtuber Indonesia, Ria Ricis kembali menghebohkan media sosial Indonesia karena membawa anaknya, Moana yang baru berusia lima bulan naik jetski dan bermain ATV bersama suaminya, Teuku Ryan beberapa waktu lalu.
Aksi Youtuber dengan jumlah pelanggan 30.8 juta di YouTube itu sontak mengundang kecaman dari warganet Indonesia. Sebagian besar kecaman menyebutkan bahwa Moana, yang baru berusia 5 bulan, masih terlalu kecil untuk dibawa berkegiatan ekstrem. Apalagi, bayi mungil itu tidak dipakaikan jaket keselamatan.
Bahkan, beberapa ahli kesehatan menyebutkan bahwa anak Ria Ricis berisiko terkena shaken baby syndrome atau sindrom bayi terguncang akibat melakukan kegiatan ekstrem yang umumnya dilakukan oleh orang dewasa.
Lantas, apa itu shaken baby syndrome?
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), shaken baby syndrome tergolong sebagai kekerasan pada anak berupa guncangan kepala yang hebat. IDAI menjelaskan, guncangan kepala hebat tersebut dapat menyebabkan pendarahan retina dan otak.
Sering kali, sindrom ini disertai dengan cedera mata berupa pendarahan retina dan cedera tulang berupa patah tulang iga, lengan, dan tungkai.
Shaken baby syndrome merupakan salah satu penyebab utama kematian dan gangguan saraf anak. Berdasarkan data IDAI, angka kematian akibat sindrom bayi ini mencapai angka 13 persen.
Sementara itu, 95 persen cedera otak dan 64 persen cedera kepala terjadi pada anak di bawah usia satu tahun yang mengalami shaken baby syndrome. Umumnya, anak yang selamat dari sindrom ini mengalami gangguan saraf dan kecerdasan saat berusia di atas enam tahun.
"Angka kematian cedera kepala akibat kekerasan sekitar 13%. Anak yang selamat umumnya mengalami gangguan saraf dan kecerdasan saat berusia lebih dari 6 tahun," tulis IDAI melalui laman resminya, dikutip Jumat (13/1/2023).
Saat anak, terutama bayi mengalami guncangan hebat pada kepalanya, otak mengalami perputaran atau pergeseran pada batang otak atau aksisnya. Hal tersebut dapat menyebabkan robekan saraf dan pembuluh darah serta kerusakan dan pendarahan otak.
Umumnya, gejala ringan shaken baby syndrome tidak disadari dan hilang dengan sendirinya. Namun, sindrom dengan gejala berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, hingga kematian. Biasanya, shaken baby syndrome ditandai dengan anak yang mendadak rewel atau cenderung banyak tidur, muntah, hingga tidak mau makan setelah mengalami guncangan hebat.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Aksi Ria Ricis Bawa Bayi Naik Jetski Jadi Sorotan Media Asing