Studi: Wanita Bisa Bedakan Pria Jomblo & Menikah dari Baunya

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
28 December 2022 12:25
Iliustrasi bau mulut. Freepik
Foto: Iliustrasi (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bau bisa dibilang indra manusia yang sering diabaikan secara ilmiah, namun fungsinya bisa diandalkan untuk mengetahui perilaku sosial dan seksual. Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Psychology menemukan bahwa para wanita bisa membedakan antara pria lajang dan yang sudah menikah dari aroma tubuhnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, ilmu tentang aroma tubuh manusia telah menjadi perhatian peneliti. Hasil terbaru menunjukkan bahwa orang yang suka menghirup aroma tubuh alami orang lain cenderung lebih termotivasi secara seksual.

Aroma bisa membuka pintu memori serta emosi seorang manusia saat menciumnya.

Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) Perwakilan Malang Sugiarto Kasmuri (kedua kanan) dan Kepala Bagian Hubungan Media dan Masyarakat OJK Dody Ardiansyah (kanan) meninjau pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pujon Kidul di Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (26/9/2019). OJK mendorong optimalisasi peran BUMDes untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui program Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang hingga Triwulan II 2019 jumlah nasabahnya mencapai 3.611 orang dengan jumlah pembiayaan mikro yang disalurkan mencapai Rp49,07 miliar. Keberhasilan Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang dalam mengelola dana desa mendapat acungan jempol dari berbagai kalangan. Dana desa yang digunakan untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), telah berhasil menyulap desa ini menjadi lokasi wisata yang menyedot ribuan pengunjung setiap harinya. Desa Wisata Pujon Kidul memiliki ragam wahana menarik dengan nuansa asri perdesaan, seperti cafe sawah, panen hasil pertanian, memerah susu sapi, kolam renang untuk anak-anak, off road, hingga wisata berkuda. Desa Wisata ini juga memiliki banyak spot selfie yang sangat menarik. Wisatawan yang berkunjung pun tak sedikit jumlahnya, rata-rata 3.000 pengunjung saat hari kerja dan 5.000 pengunjung saat hari libur. Luas Desa Pujon Kidul 330 Hektare. Tanaman masyarakat kita jadikan wisata petik apel, wisata petik sayur, sehingga hasil pertanian warga juga menjadi mahal harganya.   (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Ilustrasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sebuah studi di Australia pada 2019 meminta 82 wanita heteroseksual berusia antara 18 dan 35 tahun untuk menilai bau badan dan wajah pria heteroseksual. Separuh dari wanita itu lajang sementara separuh lainnya memiliki pasangan. Setiap wanita diminta mengendus aroma 3 pria lajang dan 3 pria berpasangan yang dipilih secara acak.

Sebelumnya, para peneliti memberi para pria itu sebuah kaus untuk mereka pakai sampai berkeringat selama 24 jam, dan para pria itu memberikan foto gaya paspor digital diri mereka sendiri untuk eksperimen.

Para peneliti memotong bagian ketiak di setiap kaus yang sudah dibanjiri keringat. Lalu kaus itu disimpan dalam botol ulir agar para wanita dapat menghirup baunya.

Saat mencium bau laki-laki dalam botol anonim, peserta perempuan ditanyai pertanyaan seperti "Seberapa suka/tidak Anda dengan aroma ini?" dan "Seberapa seksi aroma bau ini?"

Foto dari pemilik aroma tersebut kemudian disajikan secara acak kepada para wanita. Saat melihat foto, peserta wanita menilai pria berdasarkan daya tarik, keseksian, kecerdasan, kesetiaan, kebaikan, kepercayaan, maskulinitas, dan apakah mereka terlihat seperti pasangan yang baik.

Pada akhirnya, para peneliti menemukan bahwa bagi wanita, bau badan pria lajang tercium lebih kuat daripada aroma alami pria berpasangan. Semakin wanita menyukai aroma pria, semakin besar kemungkinan wanita menilai penampilan mereka sebagai hal yang menyenangkan.

Menariknya, wanita yang berpasangan menilai wajah pria lajang lebih maskulin daripada wajah pria yang berpasangan. Sementara, wanita lajang menilai bahwa pria lajang dan berpasangan sama saja.

Hasil eksperimen itu mungkin terdengar aneh, tetapi penulis mencatat bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa wanita berpasangan yang sedang berovulasi menganggap penampilan pria lajang lebih menarik daripada pria berpasangan.

Siklus menstruasi dan kadar testosteron tidak diuji dalam percobaan 2019, tetapi penulis mengatakan temuan mereka sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pria lajang dan berpasangan dapat dibedakan berdasarkan kadar testosteron mereka. Kadar testosteron yang lebih tinggi dikaitkan dengan bau yang lebih kuat. Bau badan yang lebih intens dianggap lebih berbau maskulin.

Sebuah studi pada tahun 2010, misalnya, menemukan bahwa laki-laki lajang memiliki kadar testosteron lebih tinggi daripada laki-laki berpasangan. Ini tidak hanya membuat mereka lebih kompetitif di dunia kencan, tetapi aroma alami dari tubuh dengan testosteron tinggi juga dapat menandakan kebugaran, kelangsungan hidup, dan kekuatan seksual kepada orang lain dengan cara yang tidak dapat dijelaskan.



(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Sobat Overthinking, Baca Ini Biar Hidupmu Lebih Tenang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular