
Kisah Nenek Pemungut Cengkih, Cuma Dapat Rp15.000 Sehari

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika banyak lansia menghabiskan masa tua dengan istirahat, Sanidi (73) dan Manirah (63) masih harus bersusah-susah mengais rezeki. Tak ada yang menopang mereka karena anak-anak pun sama berada di dalam jurang kemiskinan.
Maka jadilah mereka bersandar satu sama lain dengan tenaga tersisa. Sanidi sudah tak sanggup bekerja lantaran asam urat yang dideritanya hingga menyebabkan kakinya membengkak. Tak ada cara lain, akhirnya Manirah yang menjadi pencari nafkah utama dengan bekerja memunguti cengkih.
"Yang cari nafkah, sang istri. Tiap hari kesibukannya cari reruntuhan daun cengkih, minta di kebun orang lain. Penghasilan satu hari saya tanya itu Rp 10 sampai Rp 15 ribu, itu saja gak tentu," kata relawan berbuatbaik.id Muhammad Alianto kepada tim berbuatbaik.id.
![]() |
Dari penuturan Sanidi yang tak bisa berbahasa Indonesia, bukan hanya keterbatasan dalam mencari nafkah, Sanidi dan sang istri juga kini bernaung di rumah tak layak.
"Rumah bocor semua air ya masuk. Saya sudah enggak bisa kerja empat tahun yang kerja istri saya. Saya mau berobat dan rehab rumah," ujar dia yang dialihbahasakan oleh Alianto.
Rumah pasutri yang tinggal di Dusun Gampingan, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur memang begitu memprihatinkan. Selain hanya berbilik bambu, rumah ini banyak bolong di mana-mana yang menyebabkan penghuninya basah jika hujan datang.
Mari ringankan beban pasangan lansia tersebut dengan berdonasi di >>> sini.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Perawat Sapi Tunanetra Kehilangan Ternak Akibat PMK