Piala Dunia 2022

Messi Pakai Jubah Hitam saat Angka Trofi, Apa Maknanya?

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Senin, 19/12/2022 12:40 WIB
Foto: Penyerang Argentina #10 Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia pada upacara trofi Piala Dunia Qatar 2022 setelah pertandingan final sepak bola antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha, Qatar, Minggu (18/12/2022). Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022 setelah menang adu penalti atas Prancis 4-2. (Photo by FRANCK FIFE/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ajang Piala Dunia 2022 berhasil dimenangkan oleh tim Argentina setelah mengalahkan Prancis lewat adu penalti, Senin (19/12) dini hari WIB. Kemenangan La Albiceleste ini sekaligus mengakhiri penantian 36 tahun meraih kembali trofi Piala Dunia.


Ada peristiwa menarik yang terjadi saat kapten Timnas Argentina Lionel Messi mengangkat trofi kemenangan. Salah satu pesepakbola termahal di dunia itu juga tampak mengenakan bisht, yakni pakaian tradisional bangsa Arab. Jubah itu diberikan oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani sebelum seremoni.

Sebagai informasi, pada mulanya bisht hanya dikenakan oleh orang Bedouins atau orang Badui, suku pengembara di Jazirah Arab, saat musim dingin. Pada waktu itu bahannya mirip bahan kain karung untuk melindungi pemakainya dari air hujan.

Foto: Penyerang Argentina #10 Lionel Messi mengangkat Trofi Piala Dunia FIFA saat ia merayakan dengan rekan setimnya usai memenangkan pertandingan sepak bola final Piala Dunia Qatar 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha, Qatar, Minggu (18/12/2022). Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022 setelah menang adu penalti atas Prancis 4-2. (Photo by KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP via Getty Images)

"Bisht pertama kali dijahit di Persia. Orang Saudi diperkenalkan pada bisht saat pedagang bisht datang ke tanah suci untuk haji atau umrah," kata Abu Salem, penjahit Saudi asal Al-Ahsa, dikutip dari Arab News.

Kini, bisht hanya dikenakan di acara khusus dan penting seperti pernikahan, festival, wisuda, dan Hari Raya Idulfitri.

Sehelai bisht bisa berharga sangat mahal karena sulaman emas, perak, tembaga, dan kain sutra yang digunakan dalam pembuatannya, seperti dikutip dari laman National Clothing. Satu bisht berkisar dari sekitar Rp 415 ribu hingga Rp 82,9 juta.

"Bisht hitam dengan sulaman emas adalah yang paling populer setelah bisht krem dan putih. Baru diperkenalkan pada tahun 90-an, bisht biru, marun, abu-abu biasanya dipakai anak muda. Yang tua tetap pakai warna hitam, cokelat, dan krem," kata Abu Salem.

Kain yang digunakan untuk membuat bisht juga kini menjadi simbol perayaan karena memberikan kesan mewah. Karena tidak lagi dibuat dari kain tebal, bisht tidak lagi umum berfungsi menghangatkan.

Royal bisht contohnya, dirancang khusus untuk pangeran, politisi, dan orang kaya. Karena itu, harganya umumnya paling mahal.

"Orang kaya biasanya pakai bisht warna hitam, madu, krem, dan krem muda. Mereka selalu pakai bisht buatan tangan dan menggunakan benang emas atau perak, kadang kombinasi keduanya," jelas Abu Salem.

Kini bisht digunakan oleh politisi, cendekiawan keagamaan, dan orang-orang berpangkat tinggi di negara-negara Teluk Arab, Irak, dan negara di utara Arab Saudi.

Untuk itu, bisht juga menjadi penanda atau pembeda sosok-sosok yang memakainya. Di kebudayaan Arab, bisht buatan tangan merupakan simbol pembeda yang sangat besar bagi pemakainya. Karena itu, keterampilan membuat bisht juga diturunkan dari generasi ke generasi.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia