Misi Terakhir Messi, Langkah Pemungkas Menuju 'Keabadian'
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemenangan Argentina 3-0 atas Kroasia dalam laga semifinal Piala Dunia 2022 Qatar membawa La Albiceleste kian dekat pada gelar ketiganya.
Tanpa mengecilkan peran pemain lainnya, Lionel Messi telah menjadi roh permainan Argentina. La Pulga, julukan Messi, membuktikan dirinya masih menjadi salah satu pemain terbaik dunia di usianya yang ke-35 tahun.
Laga final yang akan digelar pada Minggu (28/12/2022) melawan pemenang antara Prancis dan Maroko pun menjadi ajang pembuktian terakhir bagi Messi untuk mampu merengkuh gelar tertinggi sepak bola dunia tersebut. Maklum, dari sekian banyak trofi yang telah dimenangkan pemain kelahiran Rosario tersebut, Piala Dunia menjadi 'mata rantai' yang hilang dalam kariernya.
Tak bisa dipungkiri, banyak pihak memang telah yakin bahwa Messi merupakan pemain terbaik sepanjang masa. Bahkan, dirinya kini sangat lekat dengan julukan GOAT (Greatest of All Time).
Dilihat dari raihan penghargaan pribadinya, memang tak ada pemain sepak bola sepanjang sejarah yang mampu menyamai pencapaian Messi.
Bagaimana tidak, Messi telah menyabet gelar Ballon d'Or sebanyak tujuh kali di samping enam gelar Sepatu Emas Eropa.
Kesuksesannya bersama klub dan juga timnas bisa dibilang nyaris sempurna. Saat berseragam Barcelona, Messi telah menyumbang 10 gelar La Liga, tujuh Piala Super Spanyol, tujuh Copa Del Rey, empat Piala UEFA Champions League (UCL), dan tiga Piala UEFA Super Cup.
Kala membela Paris Saint-Germain (PSG), Messi telah menyumbangkan satu gelar juara Ligue 1 dan satu Trophee des Champions.
Di level timnas, Messi berhasil menyumbang satu gelar Copa America dan satu piala Finalissima.
Sederet gelar tersebut sudah sewajarnya cukup untuk menjadikan Messi sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa, bersanding bersama pendahulunya Diego Armando Maradona dan legenda Brasil Edson Arantes do Nascimento atau Pele yang kerap 'dipuja' sebagai yang tertinggi di antara para legenda lainnya.
Namun, ada satu hal yang menjadi 'cacat' Messi kala disandingkan dengan dua legenda tersebut. Ya, trofi Piala Dunia.
Maradona, berhasil memenangkan Piala Dunia kedua bagi Argentina di Meksiko pada 1986. Sebelumnya, Argentina telah mengoleksi satu gelar juara pada 1978 di kandang sendiri.
Sementara itu, Pele sukses mengantarkan Brasil merengkuh trofi tertinggi itu sebanyak tiga kali, pada 1958 di Swedia, 1962 di Cili, dan 1970 di Meksiko.
Kembali ke Messi, dirinya nyaris mendapatkan gelar tersebut pada 2014 di Brasil kala berhasil mencapai partai puncak. Tragis, Messi harus menelan pil pahit setelah takluk 0-1 atas Jerman melalui gol Mario Gotze di babak kedua perpanjangan waktu.
Setelah itu, semangatnya di timnas mulai 'angin-anginan' setelah beberapa kali menyatakan pensiun, namun batal.
Kini, 8 tahun berselang, Messi kembali berada di depan gerbang takdir yang sama. Sebuah laga pemungkas yang bisa menjadi titik pencapaian paling akbar atau justru menjadi malam paling getir sepanjang kariernya.
Selangkah lagi 'Sang Mesias' menuju 'keabadian'.
(luc/luc)