Benarkah Galon Isi Ulang Berbahaya? Ini Faktanya Menurut Ahli
Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak sedikit masyarakat di Indonesia yang mengandalkan air minum isi ulang. Ini karena air minum isi ulang terbukti praktis dan harganya relatif lebih murah. Namun di balik itu masih banyak masyarakat yang mempertanyakan terkait keamanan dari galon air isi ulang.
Pakar Polimer Institut Teknologi Bandung (ITB) Akhmad Zainal Abidin mengatakan bahwa sebenarnya galon isi ulang aman digunakan karena kandungan BPA atau Bisfenol-A pada air minum dalam kemasan (AMDK) yang migrasi ke air jauh di bawah batas maksimal yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Galon isi ulang aman digunakan karena kandungan BPA yang migrasi ke air jauh di bawah batas maksimal yang ditetapkan BPOM. Semakin sering dipakai ulang kandungan BPA yang migrasi ke air akan semakin turun karena jumlah BPA yang tertinggal di dalam plastik galon semakin kecil," kata Akhmad di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan kasus terkait orang meninggal atau sakit akibat air galon.
Sementara berbicara pelabelan BPA pada galon, menurutnya hal itu tidak perlu dilakukan.
"Kalau melihat kondisi di atas pelabelan risiko BPA pada galon tidak perlu dan melakukannya karena hanya menambah beban bagi industri serta konsumen akibat pengeluaran yang semakin besar," paparnya.
Ia menilai, jika label BPA diwajibkan, justri itu bisa menimbulkan diskriminasi dalam bisnis karena wadah lain yang mengandung atau memberikan migrasi BPA lebih besar tidak diberi label, seperti makanan kaleng dan lainnya. Begitu juga pada kasus galon lain yang mengandung EG juga tidak diberikan pelabelan. Serta wadah lain yang mengandung bahan kimia tidak diberi pelabelan.
(hsy/hsy)