Magic Mushroom Bisa Kurangi Depresi, Ini Bukti Risetnya

Lifestyle - Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
04 November 2022 14:00
Ilustrasi Psilocybe cubensis atau Jamur ajaib. (Dok. Pixabay) Foto: (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini sebuah penelitian menemukan bahwa senyawa psikoaktif bernama psilocybin yang ditemukan secara alami dalam magic mushroom alias jamur ajaib secara signifikan dapat membantu mengurangi gejala depresi. Senyawa itu juga dapat mengatur ulang atau me-reset aktivitas otak pada pasien.

Awalnya, psilocybin, yang bisa memberikan efek halusinasi, diberikan kepada 233 pasien yang telah mencoba setidaknya dua antidepresan di masa lalu dengan sedikit keberhasilan. Peneliti menemukan bahwa senyawa tersebut dapat memiliki manfaat besar bagi mereka yang menderita depresi yang sulit diobati.

Setelah menerima psilocybin, pasien memasuki keadaan seperti mimpi berjalan selama 4-6  jam dan kemudian meninggalkan klinik setelah mereka kembali ke keadaan normal.

Percobaan menemukan bahwa dosis psilocybin 25mg, yang diberikan bersamaan dengan dukungan psikologis, memicu penurunan tingkat depresi tiga minggu setelah perawatan.

Studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, dilakukan secara internasional oleh COMPASS Pathways yang berbasis di London.

Sekitar 100 juta orang di seluruh dunia menderita depresi yang resisten terhadap pengobatan, sehingga temuan penelitian ini merupakan langkah ke arah yang positif, menurut James Rucker, konsultan psikiater dan dosen klinis senior di King's College London, yang terlibat dalam penelitian tersebut.

"Tugas kami sekarang adalah menyelidiki psilocybin untuk depresi yang resistan terhadap pengobatan dalam uji coba yang lebih besar dengan lebih banyak peserta, lalu membandingkannya dengan plasebo dan pengobatan yang sudah ada," kata Rucker, menurut siaran pers King's College London.

Obat-obatan tersebut diuji coba dalam dosis 1mg, 10mg dan 25mg serta efek samping yang dicatat di semua kelompok termasuk sakit kepala, mual dan pikiran seputar bunuh diri.

Namun, tidak ada jumlah peserta depresi parah yang sama di setiap kelompok dosis, menurut Ravi Das, seorang profesor di Institut Kesehatan Mental Universitas College London.

Setelah perawatan, para pasien melaporkan penurunan gejala depresi, seiring dengan perbaikan mood dan stres yang mereda.



[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Awas! Covid-19 Bisa Bikin Depresi hingga Stroke


(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading