Internasional

"The Crown" Season 5 Panen Kecaman, Kenapa?

Lifestyle - Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
18 October 2022 16:25
FILE - In this file photo dated Friday, Nov. 20, 2020, a man wearing a face mask walks past a billboard advertising 'The Crown' television series about Britain's Queen Elizabeth II and the royal family, during England's second coronavirus lockdown, in London.  Britain’s Culture Secretary Oliver Dowden in a newspaper interview published Sunday Nov. 29, 2020, said he thinks “The Crown” should come with a disclaimer as it’s a work of fiction with historical liberties taken in the Netflix drama about the British royal family. (AP Photo/Matt Dunham, FILE) Foto: AP/Matt Dunham

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, John Major, mengecam alur cerita serial terbaru Netflix, The Crown, seri kelima. Dilaporkan serial itu menunjukkan bahwa Raja Charles III pernah berencana menggulingkan kekuasaan ibunya, Ratu Elizabeth II.

Mayor sendiri menjabat sebagai PM dari 1990 hingga 1997. Kala itu, Inggris heboh karena perceraian Charles dan Putri Diana.

Mengutip AFP, kritikan Mayor muncul di episode di mana dirinya disebut masuk dalam konspirasi Charles untuk memaksa ibunya Ratu Elizabeth II, turun takhta. Ia marah dan menilai The Crown 'medramatisasi fiksi'.

Kantor Major juga mengecam Netflix melalui sebuah pernyataan. Disebut pula Bahia serial itu "fiksi yang merusak dan jahat".

"Tidak pernah ada diskusi antara Sir John (Mayor) dan Pangeran Wales (Charles III) saat itu tentang kemungkinan turun takhta dari mendiang Ratu Elizabeth II," katanya, dikutip Selasa (18/10/2022).

"Selain itu, juga tidak ada subjek yang tidak mungkin dan tidak pantas yang pernah diangkat oleh Pangeran Wales (atau Sir John) saat itu," tambahnya.

The Crown adalah salah satu serial Netflix yang sukses. Tetapi juga meraup banyak kritik atas cerita fiksi yang ditampilkan.

William Shawcross, penulis biografi mendiang ratu, menyebutkan bahwa The Crown adalah "serial menjijikkan, penuh dengan kebohongan, dan tidak sepenuhnya menyebutkan kebenaran". Melalui surat yang diterbitkan di The Daily Telegraph, William menuduh Netflix dan penulis Peter Morgan melakukan kampanye untuk menghancurkan monarki melalui kebohongan.

Menanggapi hal tersebut, The Crown bersikeras bahwa serial tersebut selalu disajikan berdasarkan peristiwa sejarah.

"Seri lima The Crown adalah dramatisasi fiksi, membayangkan apa yang bisa terjadi di balik pintu tertutup selama satu dekade penting bagi keluarga kerajaan," kata seorang juru bicara kepada PA News.

"Ini telah diteliti dan didokumentasikan dengan baik oleh jurnalis, penulis biografi, dan sejarawan," tambahnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Kehilangan Hampir 1 Juta Pelanggan, Netflix di Ujung Tanduk?


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading