6 Sumber Harta Ini Sukses Bikin Elon Musk Orang Terkaya Bumi

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Jumat, 16/09/2022 11:15 WIB
Foto: Elon Musk (Getty Images for The Met Museum//Dimitrios Kambouris)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos produsen mobil listrik Tesla, Elon Musk, adalah orang terkaya nomor wahid di planet bumi. Menurut laporan daftar orang terkaya dunia pada 2022 versi Forbes, Elon Musk memiliki total kekayaan hampir US$ 219 miliar atau sekitar Rp 3.145,72 triliun (kurs Rp 14.364/US$).

Lantas, dari mana saja sumber kekayaan Elon Musk tersebut? Berikut paparannya yang dirangkum CNBC Indonesia:


1. Tesla

Foto: REUTERS/Jason Reed
FILE PHOTO: A Tesla Model X vehicle is charged by a supercharger outside a Tesla electric car dealership in Sydney, Australia, May 31, 2017. REUTERS/Jason Reed/File Photo

Sebagian besar kekayaan Elon Musk bersumber dari produsen mobil dan baterai listrik Tesla Inc. Perusahaan ini merupakan perusahaan otomotif dan penyimpanan energi asal Amerika Serikat.

Di perusahaan ini, Musk menjadi pendiri sekaligus pemegang saham sebesar 21 persen saham perusahaan. Di tangan Elon Musk, Tesla berhasil menjadi perusahaan otomotif terbesar di dunia dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai US$ 1,03 triliun.

Diketahui, saat ini Tesla sedang membangun apa yang mereka sebut Gigafactories - pabrik yang memproduksi baterai listrik dalam skala besar - di seluruh dunia dengan lokasi yang sudah ada di New York, Nevada, Shanghai, Berlin, dan Texas. Alhasil, perusahaan telah menjaring laba hingga USD 3 miliar pada kuartal pertama tahun 2022.

2. SpaceX

Foto: Roket SpaceX Falcon 9 membawa 58 satelit untuk jaringan internet broadband Starlink SpaceX dan tiga satelit pencitraan bumi SkySat diluncurkan dari pad 40 di Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral pada 18 Agustus 2020 di Tanjung Canaveral, Florida. (Photo by Paul Hennessy/NurPhoto via Getty Images)

Selain Tesla, Elon Musk juga menjalankan perusahaan SpaceX. Perusahaan ini adalah penyedia layanan yang mengirim astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

SpaceX juga merupakan perusahaan pertama serta satu-satunya yang menyelesaikan misi mengirimkan manusia ke orbit luar angkasa di mana semua awaknya merupakan masyarakat sipil.

3. Boring Company

Boring Company adalah perusahaan yang menawarkan konsep sistem transportasi berkecepatan tinggi (hyperloop) berbentuk kapsul yang bergerak secara elektromagnetik dalam kanal bertekanan udara rendah.

Boring Company disebut telah mampu menciptakan kendaraan berkecepatan 150 mil per jam. Dalam putaran pendanaan baru-baru ini, Boring Company diketahui memiliki valuasi US$5,68 miliar. Dikabarkan 90% saham perusahaan dimiliki Elon Musk.

4. Neuralink

Neuralink merupakan perusahaan yang didirikan pada 2016. Perusahaan ini menciptakan chip komputer berbasis artificial intelligence (AI) yang ditanamkan di otak manusia. Tujuannya untuk membantu kerja otak dalam bekerja.

Perusahaan ini sudah mengumpulkan dana investor sebesar US$363 juta, menurut Crunchbase. Tidak diketahui berapa kepemilikan Elon Musk pada perusahaan ini.

5. OpenAI

Elon Musk sempat meluncurkan organisasi nirlaba OpenAI dalam upayanya untuk memastikan bahwa kecerdasan umum buatan bermanfaat bagi seluruh umat manusia pada 2015 lalu. Perusahaan berbasis lab itu berbasis di San Francisco. Meskipun Musk mengundurkan diri dari kursi dewan pada tahun 2018, ia terus menjadi donor utama, menurut Yahoo Finance.

Perusahaan ini menerima investasi sebesar US$ 1,4 miliar dari Microsoft pada 2019 dan saat ini bernilai sekitar US$ 1 miliar.

6. Starlink

Merupakan konstelasi satelit internet yang dioperasikan oleh SpaceX untuk menyediakan sistem komunikasi internet berbasis satelit ke berbagai wilayah yang ada di Bumi.

Starlink beroperasi di orbit rendah bumi atau yang dikenal sebagai Low Earth Orbit. Low Earth Orbit ini biasa digunakan untuk orang-orang di pedesaan atau daerah yang tidak memiliki akses internet karena tidak adanya fiber optik.

Starlink bertujuan untuk menjual akses internet kepada orang-orang yang khususnya berada di pedesaan yang belum memiliki akses ke broadband kecepatan tinggi yakni 50 hingga 150 megabit perdetik.

Saat ini, banyak pelanggan perusahaan yang membayar sekitar US$ 110 per bulan untuk mengakses satelit. Adam Jonas dari Morgan Stanley menilai perusahaan itu sekitar US$ 40 miliar, tetapi dalam beberapa tahun ke depan, diperkirakan bisa meroket hingga US$ 100 miliar.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia