
Kenali 3 Tahapan HIV dan 27 Gejala Paling Umum Dialami Pria

Jakarta,CNBC Indonesia - HIV, kependekan dari human immunodeficiency virus, adalah virus yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Lebih tepatnya, virus tersebut menyerang sel darah putih yang dikenal sebagai sel CD4, atau sel T, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan.
Karena HIV menyerang sistem kekebalan itu sendiri, kekebalan tubuh seseorang dengan HIV tidak mampu memasang respons defensif terhadap virus ini, seperti yang dapat dilakukan terhadap virus lain. Kondisi tersebut membuat orang dengan HIV lebih rentan terhadap infeksi, dan penyakit lain.
HIV dapat ditularkan melalui kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina yang mengandung virus.
Mengutip Healthline, gejala dari virus HIV pada pria bisa terbagi ke dalam 3 tahapan berikut, yang masing-masing memiliki sekelompok gejala terkait:
Tahap 1: penyakit akut
Tahap 2: periode tanpa gejala
Tahap 3: infeksi lanjut
Tahap 1
Tahap 1 HIV dapat dianggap sebagai tahap "awal". Ini adalah tahap yang dimasuki seseorang ketika mereka pertama kali tertular virus dan berlangsung sampai tubuh membuat antibodi yang melawan virus.
Menurut dokter Emily Rymland, spesialis HIV bersertifikat, gejala HIV di tahap ini mirip flu, yang mencakup:
- Demam
- Kelenjar bengkak
- Kelelahan
- Ruam tubuh
- Sakit tenggorokan
- Nyeri sendi
- Diare
- Sakit kepala
Gejala lainnya juga termasuk:
- Sariawan di mulut
- Luka di alat kelamin
- Nyeri otot
- Mual
- Muntah
- Keringat malam
"Alasan HIV menyebabkan nyeri sendi dan otot adalah karena infeksi menyebabkan peradangan di tubuh," kata Rymland.
Tahap 2
Tahap kedua ini juga dikenal sebagai tahap latensi klinis. Di tahap ini, gejala yang muncul sudah berkurang.
Selama tahap ini, virus tetap ada dan berkembang biak di dalam tubuh dan mulai melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tapi virus HIV belum secara aktif menyebabkan gejala.
Seseorang dengan HIV pada tahap ini mungkin merasa dan terlihat baik-baik saja. Tetapi mereka masih dapat dengan mudah menularkan virus ke orang lain.
Tahap 3
Mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk sampai di tahap infeksi lanjutan. Yang jelas, bila tidak diobati HIV dapat menyerang dan menghancurkan cukup banyak sel CD4 sehingga tubuh tidak dapat lagi melawan infeksi dan penyakit.
Setelah ini terjadi, HIV akan berkembang ke stadium 3, sering disebut sebagai AIDS.
Pada tahap ini, orang dengan HIV memiliki sistem kekebalan yang rusak parah, membuat mereka lebih rentan terhadap sesuatu yang disebut "infeksi oportunistik."
Infeksi oportunistik adalah kondisi yang biasanya dapat dilawan oleh tubuh tetapi dapat berbahaya bagi orang yang memiliki HIV.
Orang yang hidup dengan HIV mungkin akan sering mengalami pilek, flu, dan infeksi jamur.
Gejala yang mungkin dialami seseorang dengan HIV stadium 3 meliputi:
- Mual
- Muntah
- Diare terus menerus
- Kelelahan kronis
- Penurunan berat badan yang cepat
- Batuk
- Sesak napas
- Demam berulang, menggigil, dan berkeringat di malam hari
- Ruam, luka, atau lesi di mulut atau hidung, alat kelamin, atau di kulit
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher
- Kehilangan memori, kebingungan, atau gangguan neurologis
(hsy/hsy) Next Article Ratusan Mahasiswa Bandung Kena HIV, Muncul Gejala Mirip Flu