Waduh, Mantan Idol K-Pop Jadi Pelaku Penipuan Voice Phishing
Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang mantan idola K-pop yang beralih menjadi aktor baru-baru ini menyerahkan diri ke polisi. Ia mengaku telah membantu aksi penipuan melalui ponsel atau voice phishing.
Pria berusia 32 tahun, yang menyerahkan diri ke kantor polisi di Yeoju, Provinsi Gyeonggi, mengatakan telah dipekerjakan untuk mengumpulkan uang dari seseorang atas nama majikannya. Dia lalu ditugaskan dan mengirimkan uang tersebut kepada majikannya.
Namun, setelah bertemu dengan orang yang seharusnya menjadi korbannya, dia menyadari sudah membantu penipuan voice phishing.
Mengutip Korea Herald, aktor tersebut menyerahkan 6 juta won (sekitar Rp 68 juta) yang dia terima dari korban ke polisi. Dia mengaku menemukan pekerjaan tersebut melalui iklan pekerjaan online. Karena menawarkan bayaran tinggi dan sedang mengalami masalah keuangan, dia akhirnya mengambil pekerjaan tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan The Korea Herald, Cho Su-in, seorang inspektur di Kantor Investigasi Nasional di bawah Badan Kepolisian Nasional, mengatakan ada cukup banyak anak muda berusia 20-30 yang ditipu untuk membantu penipu dengan cara yang sama. Polisi mencurigai sebagian besar mereka terpikat oleh janji-janji pekerjaan paruh waktu yang bergaji tinggi.
Menurut data dari Badan Kepolisian Nasional, dari total 22.045 penjahat voice phishing tahun lalu, jumlah mereka yang berusia 20-an dan 30-an masing-masing mencapai 9.149 dan 4.711. Rentang usia mereka mengambil porsi 60 persen dari jumlah total pelaku.
"Para penipu suara ini sebagian adalah pekerja paruh waktu dan biasanya bekerja sebagai 'pengirim' yang tugas utamanya adalah mengumpulkan uang dari para korban dan mengirimkannya ke atasan mereka," kata Cho.
"Umumnya, mereka mendapatkan 10-20 persen dari uang yang mereka tangani. Ini nilai yang cukup banyak mengingat korban biasanya ditipu jutaan won," tambah petugas itu.
Sebagian besar secara menyadari bahwa itu adalah pekerjaan ilegal, sementara sebagian lainnya tidak sadar telah membantu aksi kejahatan.
Penipuan voice phishing melonjak dari tahun ke tahun, sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 2006. Data NPA menunjukkan jumlah kasus meningkat dari 24.259 pada 2017 menjadi 30.982 pada 2021.
Voice Phishing mengacu pada penipuan elektronik, di mana individu ditipu melalui telepon untuk mengungkapkan informasi keuangan atau pribadi yang penting kepada scammers.
(hsy/hsy)