
8 Tenaga Medis Diduga Jadi Penyebab Meninggalnya Maradona

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang hakim Argentina memutuskan akan mengadili delapan anggota tim medis yang terlibat dalam perawatan bintang sepak bola Diego Maradona.
Dalam putusan pengadilan, Rabu (22/6) waktu setempat, delapan tenaga medis itu akan diadili atas dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian legenda sepak bola Argentina tersebut.
Ahli bedah saraf dan dokter keluarga Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, psikolog Carlos Diaz, koordinator medis Nancy Forlini dan empat lainnya termasuk perawat yang terseret ke pengadilan. Dakwaan tersebut akan memberikan hukuman penjara sekitar 8 hingga 25 tahun.
Meski demikian, sidang diperkirakan tidak akan dimulai hingga akhir 2023 atau awal 2024.
Para terdakwa dituduh gagal merawat Maradona dengan baik ketika dia pulih dari operasi, hingga menyebabkan kematian.
Maradona meninggal di usia 60 tahun pada tahun 2020 saat pemulihan pasca-operasi otak karena pembekuan darah, dan setelah puluhan tahun berjuang melawan kecanduan kokain dan alkohol.
Beberapa hari setelah kematiannya, jaksa Argentina memulai penyelidikan terhadap para dokter dan perawat yang terlibat dalam perawatan sang legenda bola. Pada 2021, dewan medis yang ditunjuk untuk memeriksa kematian Maradona menemukan bahwa tim medis bertindak dengan cara yang tidak pantas, tidak tepat, dan teledor.
Menurut putusan pengadilan, mantan kapten timnas Argentina itu seharusnya memiliki peluang lebih baik untuk bertahan hidup dengan perawatan yang memadai di fasilitas medis yang sesuai.
Pada April lalu, jaksa meminta agar Hakim Orlando Díaz menempatkan mereka yang sedang diselidiki di pengadilan umum.
Otopsi Maradona mengatakan dia meninggal karena sebab alami, tetapi pengadilan Argentina mulai menyelidiki kasus tersebut setelah mendapat tekanan dari keluarga Maradona.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jersey 'Hand of God' Maradona Laku Terjual Rp 75 Miliar