Ekonomi Sulit, Rolls-Royce Malah Naikin Gaji 14.000 Karyawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Rolls-Royce mengumumkan bakal memberikan bonus pada karyawannya senilai £2.000 atau sekitar Rp36 juta. Tidak hanya itu, mereka juga akan mendapat kenaikan gaji.
Kebijakan baru perusahaan tersebut dilakukan untuk membantu karyawan menghadapi ketidakpastian ekonomi di tengah krisis akibat inflasi di Inggris.
"Kita sedang melalui masa-masa yang sulit," kata CEO Rolls-Royce, Warren East dalam sebuah memo yang menguraikan kenaikan gaji pada hari Senin, menurut Financial Times.
Inflasi telah mencapai level tertinggi dalam empat dekade di Inggris pada bulan Mei, mencapai peningkatan 9% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Perang di Ukraina diyakini sebagai penyumbang utama inflasi di Negeri Ratu Elizabeth.
Perang telah mendorong kenaikan harga energi di seluruh Eropa. Harga gas dan listrik Inggris masing-masing naik 53,5% dan 95,5%, pada bulan April dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Rolls-Royce mengatakan akan mengeluarkan bonus satu kali untuk 14.000 dari sekitar 20.000 karyawannya di Inggris, yang mencakup 11.000 pekerja pabrik dan 3.000 manajer junior. Serta 11.000 buruh juga akan ditawari kenaikan gaji 4%, sejak Maret, jika serikat buruh menerima kenaikan gaji.
Rolls-Royce mengatakan kenaikan itu adalah kenaikan gaji tahunan terbesar yang pernah diberikan kepada karyawan dalam satu dekade terakhir.
Namun, secara keseluruhan, CEO mengatakan kenaikan gaji 4% dan bonus £ 2.000 itu sejalan dengan tingkat inflasi saat ini.
Kondisi keuangan Rolls-Royce sendiri sebenarnya kurang menggembirakan setelah dihantam pandemi yang membuat keuntungan perusahaan merosot tajam. Pembayaran layanan dari maskapai penerbangan, yang dihitung berdasarkan durasi pesawat menggunakan mesin Rolls-Royce, menyumbang porsi yang signifikan dari pendapatan perusahaan.
Ketika banyak penerbangan dihentikan selama2020, pendapatan Rolls-Royce turun 20%, dan perusahaan membukukan kerugian operasional US$2,55 miliar untuk tahun tersebut.
Rolls-Royce baru mencetak untung pada tahun 2021, setelah memangkas 9.000 pekerjaan dari 52.000 tenaga kerja secara global. Perusahaan memperoleh laba US$152,20 juta pada tahun 2021.
Sementara itu, usulan kenaikan gaji 4% dan pemberian bonus akan membebani Rolls-Royce sekitar US$ 55 juta tahun ini.
(hsy/hsy)