Potret Bapak-Bapak di Negara yang Jadi 'Kiblat' Cuti Ayah

Lifestyle - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
21 June 2022 16:10
TO GO WITH AFP STORY BY CAMILLE BAS-WOHLERT:
Swedish Anders Veide (L) looks on as his friend Set Moklint plays with his kid Wilhelm during paternity leave at Humlegarden park in Stockholm on April 24, 2013.   AFP PHOTO / JONATHAN NACKSTRAND        (Photo credit should read JONATHAN NACKSTRAND/AFP via Getty Images) Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalau Anda berkunjung ke Swedia, Anda akan menemukan banyak bapak-bapak nongkrong di cafe, saat hari kerja, sambil mengasuh bayi. 

Dijuluki "latte dads", mereka umumnya adalah para ayah yang sedang mengambil parental leave alias cuti orang tua, yang diberikan negara agar para orang tua tak kehilangan waktu bersama anak. 

TO GO WITH AFP STORY BY CAMILLE BAS-WOHLERT:Swede Set Moklint plays with his kid Wilhelm during his paternity leave at Humlegarden park in Stockholm on April 24, 2013.  AFP PHOTO / JONATHAN NACKSTRAND        (Photo credit should read JONATHAN NACKSTRAND/AFP via Getty Images)Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND
TO GO WITH AFP STORY BY CAMILLE BAS-WOHLERT:Swede Set Moklint plays with his kid Wilhelm during his paternity leave at Humlegarden park in Stockholm on April 24, 2013. AFP PHOTO / JONATHAN NACKSTRAND (Photo credit should read JONATHAN NACKSTRAND/AFP via Getty Images)

Swedia saat ini memegang predikat teratas sebagai negara yang paling banyak memberikan cuti orang tua. Mengutip Washington Post, negara di Eropa utara tersebut juga tercatat sebagai negara pertama yang menerapkan cuti orang tua, bukan hanya cuti ibu melahirkan, yakni sejak 1974.

Para orang tua di Swedia berhak atas cuti berbayar selama 480 hari (sekitar 16 bulan) untuk setiap anak yang lahir. Jumlah hari cuti tersebut dapat dibagi rata oleh ibu atau ayah, artinya ibu mendapat cuti selama 240 hari dan ayah juga 240 hari.

Para orang tua di Swedia berhak atas cuti berbayar selama 480 hari (sekitar 16 bulan) untuk setiap anak yang lahir.

Namun, masing-masing ibu dan ayah wajib mengambil cuti 90 hari yang diberikan khusus untuknya. Jika tak mengambil cuti wajib ini, jumlah hari cuti tidak bisa ditransfer ke pasangannya.

Sementara, orang tua tunggal berhak atas cuti 480 hari penuh.

Secara statistik, ayah di Swedia saat ini rata-rata mengambil sekitar 30 persen dari semua cuti orang tua.

TO GO WITH AFP STORY BY CAMILLE BAS-WOHLERT:Swedish Anders Veide sits next to a baby carriage where his child Alma rests during his paternity leave at Humlegarden park in Stockholm on April 24, 2013.   AFP PHOTO / JONATHAN NACKSTRAND        (Photo credit should read JONATHAN NACKSTRAND/AFP via Getty Images)Foto: AFP via Getty Images/JONATHAN NACKSTRAND
TO GO WITH AFP STORY BY CAMILLE BAS-WOHLERT:Swedish Anders Veide sits next to a baby carriage where his child Alma rests during his paternity leave at Humlegarden park in Stockholm on April 24, 2013. AFP PHOTO / JONATHAN NACKSTRAND (Photo credit should read JONATHAN NACKSTRAND/AFP via Getty Images)

Bahkan, seorang ayah akan dipandang buruk oleh masyarakat jika dia tidak mengambil cuti untuk terlibat dalam pengasuhan anak. Karena itu, di jalan-jalan kota besar Swedia, seperti Stockholm dan Gothernburg, pemandangan segerombolan ayah mendorong stroller bayi merupakan hal yang sangat lumrah.

"Sekarang ini, bagi para ayah di Swedia, pertanyaannya bukan lagi 'Apakah saya akan mengambil cuti untuk bersama anak saya?' tapi 'Berapa lama waktu yang saya butuhkan?' Sebagian besar mengambil cuti tiga hingga sembilan bulan," kata ayah Swedia, Jonas Frid, dikutip dari World Economic Forum.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

RUU KIA: Suami Bisa Dapat Cuti 40 Hari untuk Dampingi Istri


(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading