Kisah Nakes di Pelosok Membantu Ibu Melahirkan Tanpa Listrik

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
17 June 2022 17:35
Peresmian penyalur BBM satu harga di pelosok RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)
Foto: Ilustrasi daerah pelosok RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Choirul Anwar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan kepulauan membuat banyak daerah yang terisolasi. Akses yang sulit membuat segala sarana serba terbatas.

Makin mengenaskan ketika keterbatasan itu malah banyak membuat ibu dan bayi hilang nyawa. Seperti dituturkan Bidan Farida yang sudah bekerja di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Suka Maju Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Dia yang sudah mengabdi selama 8 tahun suatu ketika diminta keluarga pasien untuk membantu persalinan. Celakanya, saat itu listrik tak menyala karena masih terbatas hanya 6-8 jam saja di wilayah tersebut. Padahal si ibu perlu tindakan dan alat bantu untuk melahirkan yang menggunakan listrik.

"Kendala tidak ada listrik, akhirnya meninggal," ucap Farida sedih.

Bukan cuma masalah listrik dan penerangan, para nakes (tenaga kesehatan) seperti Farida juga sering dibuat khawatir karena tak ada perahu ambulans. Mereka selama ini harus patungan untuk sewa kapal agar bisa memberikan pelayanan medis.

Dengan gaji yang kurang dari Rp 2 juta, bidan honorer dihadapkan dengan pengeluaran yang besar untuk membayar sewa perahu. Tarifnya Rp 900 ribu-2,5 juta pulang pergi sesuai dengan jenis perahunya.

Mari bahu-membahu membantu masyarakat dan nakes di pelosok dengan berdonasi di link berikut. 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Atlet Renang yang Cari Nafkah dari Jualan Tisu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular