
Melihat Temuan Kapal Perang Kerajaan Inggris 3 Abad Lalu
Kapal Perang The Gloucester merupakan salah satu kapal perang milik AL Kerajaan. Kapal ini membawa calon raja Inggris, James Stuart

Julian Barnwell dan Lincoln Barnwell mengukur meriam di bawah air, dari kapal karam HMS Gloucester, yang tenggelam 340 tahun lalu saat membawa Raja Inggris, James Stuart, dan ditemukan di lepas pantai Norfolk, Inggris. Norfolk Historic Shipwrecks/Handout via REUTERS

Para peneliti hari Jumat meluncurkan kapal perang kerajaan yang tenggelam di lepas pantai timur Inggris lebih dari 300 tahun yang lalu saat membawa calon raja, dan mereka telah merahasiakan penemuan itu selama 15 tahun untuk melindungi bangkai kapal dari kerusakan. Norfolk Historic Shipwrecks/Handout via REUTERS

Sebagai informasi, Kapal Perang The Gloucester merupakan salah satu kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Kapal itu membawa calon raja Inggris, James Struart, yang saat itu bergelar Duke of York. Kapal itu kemudian karam di gundukan pasir pada 6 Mei 1682.Sebuah botol dengan segel kaca dengan lambang keluarga Legge, nenek moyang dari Presiden AS pertama George Washington, ditemukan dari kapal karam The Gloucester, yang tenggelam 340 tahun yang lalu saat membawa Raja Inggris, James Stuart. Norfolk Historic Shipwrecks/Handout via REUTERS

Lokasi terakhirnya, sekitar 45 kilometer lepas pantai dari Great Yarmouth, merupakan misteri sampai saudara penyelam Julian dan Lincoln Barnwell menemukannya pada 2007, setelah pencarian selama empat tahun. (University of East Anglia/Handout via REUTERS)

Artefak lainnya termasuk peralatan navigasi, barang-barang pribadi, pakaian, dan botol anggur, beberapa dengan isinya utuh. (University of East Anglia/Handout via REUTERS)

Universitas memperkirakan bahwa 130 hingga 250 orang mungkin tewas dalam kecelakaan itu, yang menurut mereka mengancam akan mengubah jalannya sejarah. Enam tahun setelah tenggelamnya, William of Orange yang beragama Protestan menggulingkan James II yang beragama Katolik dalam “Revolusi Agung” tahun 1688, membuka jalan bagi monarki konstitusional di masa depan di Inggris. (University of East Anglia/Handout via REUTERS)