Ramadan Selesai Tapi Kebiasaan Sehat Ini Perlu Dilanjutkan!

Lifestyle - tfa, CNBC Indonesia
07 May 2022 12:45
Suasana Buka Puasa di salah satu restoran di kawasan Kebayoran Baru. Jakarta, Kamis (21/4/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) Foto: Suasana Buka Puasa di salah satu restoran di kawasan Kebayoran Baru. Jakarta, Kamis (21/4/2022). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Berpuasa selama bulan Ramadan memang wajib dilakukan oleh umat Muslim. Berpuasa sendiri diketahui memiliki sejumlah dampak baik bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Tidak heran jika para ahli menganjurkan melanjutkan kebiasaan berpuasa meski Ramadan telah usai. Diketahui berpuasa dapat mencegah sederet penyakit kronis. Ini juga jadi cara detoksifikasi tubuh yang murah dan mudah.

Puasa juga dapat menyebabkan kadar glukosa darah mengalami penurunan dan menyebabkan tubuh mengambil cadangan energi lain dalam bentuk lemak sebagai sumber energi.

Hal ini disampaikan dokter spesialis gizi klinik Tirta Prawita Sari. Ia mengatakan orang-orang perlu mengembalikan aktivitas puasa bahkan setelah Ramadan, agar terbiasa dengan kebiasaan menerapkan pola makan sehat.

"Badan kita itu menyukai sesuai yang rutin. Karena ada pembiasaan, harusnya setelah lebaran aktivitas puasa itu harus dikembalikan agar kita masih terbiasa dengan kebiasaan puasa, terbiasa untuk pola makan yang sehat," kata Tirta, seperti dikutip CNN Indonesia.

Pola makan, kata Tirta, dapat menjadi salah satu upaya menghindari berbagai macam penyakit kronis dan katastropik yang membutuhkan biaya banyak seperti stroke, diabetes, penyakit jantung dan hipertensi.

"Itu baik sebagai upaya membersihkan atau detoksifikasi tubuh," ujar Tirta.

Tirta juga mengatakan pola berpuasa dalam 13-14 jam lalu berbuka setelahnya selama bulan Ramadan mirip dengan pola intermitten fasting.

"Ada beberapa contoh intermitten fasting, seperti alternate day fasting yang mana puasa berselang seling seperti puasa Daud. Bedanya saat hari puasa itu hanya boleh makan 500 kalori, dan hari berikutnya feast day yang boleh dalam jumlah yang kita inginkan tanpa perlu memusingkan kalori," papar Tirta.

Selain intermitten fasting, ada juga pola diet 5:2, yakni 5 hari tidak berpuasa dan 2 hari berpuasa. Umat Muslim umumnya mengaplikasikan pola ini melalui puasa sunah Senin dan Kamis.

Mengutip Healthline, diet 5:2 sendiri bisa menurunkan berat badan yang mirip dengan pembatasan kalori biasa. Selain itu, diet ini sangat efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin.

"Tapi dalam ketentuan ketika berbuka pada hari Senin dan Kamisnya itu intake kita hanya 500-1.000 kalori, 5 hari lainnya feast day. Kenapa hanya 500-1000 kalori? Karena itu jumlah kalori minimal yang kita butuhkan sehingga pekerjaan dasar tetap bisa kerjakan," tutupnya.


[Gambas:Video CNBC]

(tfa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading