Budaya Macho Jadi Biang Kerok Pembunuhan Perempuan di Yunani

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 19/04/2022 17:35 WIB
Foto: FOTO FILE: Orang-orang berjalan melewati National Bank of Greece di Athena pusat, Yunani, 19 Februari 2017. Foto diambil 19 Februari 2017. REUTERS / Michalis Karagiannis

Jakarta, CNBC Indonesia - Pernah dengar istilah budaya macho? Budaya macho secara umum bisa diartikan sebagai perilaku sosial di mana pria merasa mendapat kehormatan ketika bisa memimpin keluarganya, menaklukkan lawan jenis, hingga membela kehormatan dirinya, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan. 

Di Yunani, budaya macho dianggap sebagai biang kerok sejumlah kasus pembunuhan pada perempuan. Yang terbaru, pada Mei lalu seorang pilot Yunani membunuh istrinya yang tengah tertidur. Pria berusia 34 tahun itu diketahui sering melakukan tindakan kekerasan bahkan mengontrol gerak gerik istrinya. 

Yang mengerikan, pembunuhan keji yang dilakukan pilot tersebut justru menjadi lelucon di antara sesama pria.


"Saya bilang ke istri saya, kamu harus bersikap baik, kalau tidak saya bakal mendapat lisensi pilot. Dia ketakutan!" kata seorang pria sambil cekikian, dalam sebuah video yang viral belum lama ini, seperti dikutip France 24, Selasa (19/4/2022).

"Begitulah cara mengajari perempuan, Kawan," sahut pria lain.

Wakil Menteri untuk Kesetaraan gender, Maria Syrengela, mengatakan kepada parlemen pada Januari lalu bahwa rata-rata ada  11 kasus pembunuhan perempuan di Yunani setiap tahunnya. Perlu diingat, untuk negara kecil seperti Yunani, angka tersebut cukup besar. 

Maria menambahkan bahwa hotline khusus untuk pengaduan tindakan pelecehan menerima hampir 7.000 laporan tahun lalu.

Budaya macho diyakini memiliki akar yang kuat dalam kehidupan masyarakat Yunani, kata Eleftheria Koumandou dan Eleonora Orfanidou, pembawa acara di radio kota 9,84 Athena yang rutin membahas masalah sosial termasuk isu kekerasan terhadap perempuan.

"Seorang gadis muda (tumbuh) di Yunani harus menghadapi tradisi yang telah hidup selama berabad-abad," kata Orfanidou kepada AFP.

"Pendidikan Yunani, gereja dan pengadilan adalah institusi konservatif yang dibangun di atas model patriarki," tambahnya.

Koumandou mengatakan ibunya berhenti dari sekolah kedokteran gigi karena tak ingin "menyinggung" suaminya yang seorang tukang batu marmer. Budaya masyarakat yang patriarkis mengatakan bahwa wanita "tidak boleh banyak bicara".

"Kami diajari untuk tidak boleh menunjukkan kepintaran," kata Orfanidou.

Pemukulan terhadap wanita adalah hal yang lumrah dan sering digambarkan dalam film beberapa dekade yang lalu. Tak cuma itu, aksi kejam pembunuhan atas nama kehormatan karena kecemburuan dan perzinahan juga ditampilkan dalam lirik lagu populer.

"Di grup dansa sekolah saya, lagu rakyat tentang seorang pria yang membantai istrinya dan kemudian meratapinya adalah salah satu favorit kami," kenang Orfanidou.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia