
'Tak Ada Magrib', Bagaimana Umat Muslim Puasa di Negara Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara yang terletak di sekitar sisi utara Lingkaran Arktik, seperti Norwegia dan Finlandia, mengalami sinar matahari hingga 24 jam sehari saat puncak musim panas, mulai dari pertengahan April hingga Juli. Ini artinya, nyaris tidak ada waktu maghrib di sana karena matahari tidak terbenam sepenuhnya di bawah ufuk.
Pada Ramadan tahun ini, matahari bersinar selama 23 jam di Finlandia. Sementara di Islandia, durasi yang dibutuhkan matahari dari terbit sampai terbenam adalah 22 jam.
Lalu, bagaimana umat Muslim di negara tersebut berpuasa?
Para ulama sepakat bahwa ada kelonggaran syariat bagi umat Muslim yang tinggal di negara dengan fenomena alam yang ekstrem tersebut. Muslim yang tinggal di negara-negara di mana matahari tidak terbenam, atau di mana matahari hanya turun sesaat, dapat mengikuti salah satu dari tiga solusi yang ditawarkan oleh beberapa ulama.
Mereka dapat berbuka puasa mengikuti waktu matahari terbenam di negara terdekat yang tidak mendapat matahari secara terus-terusan, atau mengikuti waktu berbuka di negara mayoritas Muslim terdekat, atau mengikuti waktu Arab Saudi.
Namun, jika sanggup, mereka boleh berpuasa mengikuti waktu setempat di mana mereka tinggal.
Direktur eksekutif Yayasan Islam Islandia, Karim Askari, mengatakan bahwa dua masjid di ibu kota Islandia sepakat untuk mengikuti waktu fajar dan senja setempat untuk memutuskan kapan mereka harus berbuka puasa. Namun, ada juga masjid dan organisasi lain yang memilih untuk mengikuti waktu berbuka negara-negara Eropa lainnya.
"Mereka bisa memilih apa yang mereka inginkan. Kami memiliki kebeasan dalam hubungan masyarakat kami di sini, " kata Askari.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bagaimana Cara Berpuasa di Negara yang 'Tidak Ada Maghrib'?