Pernah Alami Deja Vu? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Déjà vu adalah istilah untuk menggambarkan kondisi bahwa sesuatu atau peristiwa yang sedang Anda alami sekarang sudah pernah terjadi sebelumnya. Istilah déjà vu sendiri berasal dari bahasa Prancis yang secara harfiah artinya "pernah dilihat".

Para ahli saraf menyebut bahwa déjà vu adalah ilusi memori, namun ini bukan pertanda otak Anda tidak sehat. Sebaliknya, déjà vu terjadi ketika daerah frontal otak berusaha mengoreksi ingatan yang tidak akurat.

"Bagi sebagian besar orang, mengalami déjà vu mungkin adalah hal yang baik. Ini pertanda bahwa bagian otak yang memeriksa fakta bekerja dengan baik, mencegah Anda salah mengingat peristiwa," kata Dr Akira O'Connor, dosen psikologi senior di University of St Andrews, seperti dikutip dari Science Focus.

Sayangnya, tidak ada model yang disepakati para ahli untuk menjelaskan secara tepat apa yang terjadi di otak selama déjà vu. Namun, sebagian besar teori berargumen bahwa déjà vu terjadi ketika area otak (seperti lobus temporal) memberi sinyal pada pikiran bahwa ini adalah peristiwa di masa lalu yang berulang.

"Jika kamu benar-benar pernah berada di tempat itu sebelumnya, kamu mungkin berusaha lebih keras untuk mengingat lebih banyak kenangan. Jika tidak, realisasi déjà vu dapat terjadi."

O'Connor memperkirakan orang yang sehat akan mengalami déjà vu rata-rata sebulan sekali, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk merasakan sensasi tersebut.

Faktor pertama yakni tingkat lelah dan stres. "Ketika otak Anda lelah, sistem saraf internal tidak sempat untuk memulihkan diri. Akibatnya saraf Anda lebih rentan terganggu dan menghasilkan déjà vu," jelasnya.

Baca: Masyarakat Suku Ini Suka Keramas Pakai Air Kencing Sapi

[Gambas:Video CNBC]

(hsy/hsy)