Filler Payudara Buat Seorang Wanita Meninggal, Ini Sebabnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini, seorang wanita ditemukan meninggal dunia di sebuah hotel di kawasan Jakarta Barat. Ia diduga meninggal usai melakukan suntik filler payudara.
Untuk diketahui, filler biasanya dilakukan untuk memberikan volume atau memperbaiki tampilan wajah yang mengalami penuaan agar tampak lebih menarik. Pada filler payudara, biasanya dilakukan penyuntikan bahan filler ke dalam payudara dengan tujuan menambah volume payudara.
Dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin dari Universitas Indonesia, Arini Astasari Widodo, mengatakan bahwa secara medis payudara merupakan salah satu bagian tubuh yang tidak disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk disuntikkan filler. Menurutnya, penyuntikan akan semakin menjadi tidak aman apabila memilih bahan filler yang tidak dapat dihilangkan dari tubuh secara alami, seperti penyuntikan dengan bahan silikon.
"Untuk menambah volume payudara sebaiknya berkonsultasi dengan dokter bedah plastik yang kompeten untuk opsi-opsi lain seperti fat transfer atau implan payudara," ujar Arini dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (22/2/2022).
Arini menambahkan, penyuntikan filler pada payudara sangat berisiko mengingat area ini memiliki berbagai komponen yang tidak cocok dengan suntik filler. Misalnya seperti duktus kelenjar susu dan pembuluh darah.
Filler yang masuk ke dalam duktus kelenjar susu dapat menyebabkan infeksi, sementara filler yang masuk ke pembuluh darah di payudara dapat menyebabkan kematian jaringan setempat yang dapat membuat daerah tersebut menjadi luka, ulkus dan berbagai masalah lainnya.
Arini mengungkapkan efek samping dari filler ini memiliki pengaruh yang beragam, ada yang temporer dan permanen. Kejadian yang paling sering adalah pembuluh darah yang tersumbat sebab filler dapat membuat jaringan sekitar pembuluh darah mati karena tidak mendapatkan suplai darah.
Risiko-risiko lain yang juga sering terjadi adalah memar, nyeri, bengkak, reaksi alergi, infeksi, benjolan akibat reaksi berlebihan, dan migrasi atau filler berpindah tempat (bergeser).
"Hal yang paling serius yang dapat terjadi adalah kematian jaringan hingga menyebabkan pembusukan, stroke, dan kematian," tambahnya.
Meskipun tidak disarankan, Arini tidak memungkiri masih banyak orang yang memilih filler payudara untuk memperbesar volume dada mereka karena alasan kepraktisan. Laporan kasus komplikasi akibat filler ini juga masih banyak ditemukan.
Informasi selengkapnya >>> baca di sini.
(hsy/hsy)