Simak Bun, Ini Kata CDC AS Soal Efek Omicron pada Anak-Anak
Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyatakan belum melihat sinyal varian Covid-19 Omicron memberikan dampak infeksi lebih parah terhadap anak-anak, meskipun adanya peningkatan jumlah kasus rawat inap.
"Kami belum melihat sinyal bahwa ada peningkatan keparahan pada anak berusia di bawah 5 tahun, yang belum memenuhi syarat untuk vaksinasi," kata Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (8/1/2022).
Ia mengatakan, peningkatan jumlah kasus pasien COvid-19 secara umum bisa menjadi salah satu penjelasan atas lonjakan jumlah rawat inap.
Meski demikian, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, sempat menjelaskan bahwa risiko varian Omicron pada dasarnya tak memandang usia. Artinya, setiap kelompok usia memiliki risiko yang sama terpapar varian Omicron.
"Pada umumnya, varian Omicron itu tidak memilih-milih kelompok umur. Mau anak, dewasa, lansia, itu sama saja risikonya kalau tertular. Tetapi memang di South Africa, pertama kali yang kena itu adalah mahasiswa. Jadi dewasa muda itu yang pertama kali kena, kemudian menular ke yang lain," katanya dalam konferensi pers virtual beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, setiap kelompok usia memiliki risiko yang sama terpapar penyakit yang mewabah. Seiring itu, menyorot kasus varian Omicron yang sudah terkonfirmasi di Indonesia kini seluruhnya adalah kasus impor, bukan penularan komunitas.
"Kalau kita dengan wabah begini tentunya kesempatan itu tidak bisa milih-milih. Tapi Alhamdulillah semoga tidak menyebar. Di Indonesia yang kita lihat Omicron yang masuk Indonesia adalah imported, dari luar negeri tapi belum ada dari manusia ke manusia yang penularannya dalam negeri. Itu yang harus kita cegah," pungkas dia.
(wia)