
Potret Industri Buku RI yang 'Babak Belur' Dihantam Pandemi
IIBF 2021 melibatkan hampir semua pelaku perbukuan antara lain penulis, penerjemah, penyadur, editor, desainer, ilustrator, pencetak, dan toko buku.

Pengunjung membeli buku di acara Indonesia Internasional Book Fair 2021 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (9/12/2021). Acara yang akan berlangsung 8-12 Desember 2021 ini adalah pameran buku ke-41 yang dihelat sejak 1980 oleh Ikapi. Ikapi adalah asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia yang menghimpun para penerbit buku dari seluruh Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

IIBF tahun ini melibatkan hampir semua pelaku perbukuan, yaitu penulis, penerjemah, penyadur, editor, desainer, ilustrator, pencetak, pengembang buku elektronik, dan toko buku. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Dihantam pandemi, Ikapi coba bangkitkan kembali industri penerbitan di Indonesia. Pandemi, menurut Ikapi, berdampak buruk terhadap industri penerbitan, terutama di negara dengan minat baca dan transformasi teknologi rendah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Industri penerbitan Indonesia mengalami pukulan telak sejak 2020. Riset Ikapi menunjukkan mayoritas penerbit 58,2% mengalami penurunan penjualan lebih 50%. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sebanyak 29,6% penerbit anjlok 31-50 persen, sebanyak 8,2% penerbit mengalami penurunan 10-30%. Hanya 4,1 persen penerbit yang mengaku tidak terganggu oleh pandemi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Upaya transformasi ke digital belum sepenuhnya memperbaiki keadaan. Sebanyak 76,4% penerbit anggota Ikapi telah memasuki penjualan secara daring pada pertengahan 2021, namun belum signifikan. Mayoritas penerbit (82,7%) mengaku kontribusi penjualan daring tidak sampai 10%. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)