
Potret Penjual Piringan Hitam di Era Musik Digital
Tak disangka, masih ada yang rela mengeluarkan uang lebih untuk mendengarkan musik dari piringan hitam maupun kaset pita di era digital ini.

Pengunjung memilih piringan hitam di sebuah toko musik Paper Pot Record di kawasan Blok M, Jakarta, Senin (1/11/2021). Toko tersebut menjual koleksi piringan hitam yang diproduksi pada tahun 1950-an dengan harga Rp75 ribu hingga Rp200 ribu per keping, dengan koleksi sekitar 10.000 pirangan hitam. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menurut pemilik, Ardi (31) selain ratusan piringan hitam murah, Paper Pot juga menjual beberapa piringan hitam yang tergolong langka dengan harga yang cukup miring untuk genre hip hop, rock, dan jazz" jelasnya. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Ditempat ini para pemburu piringan hitam akan sangat dimanjakan oleh koleksi-koleksi rare teman-teman pedagang. Seperti karya lokal Rachmat Kartolo, Broery Marantika, TItiek Puspa, Ida Royani, Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, Black Brothers, Chaseiro, Karimata, Chrisye, Iwan Fals, hingga White Shoes and The Couples Company. Internasional pun ada seperti Beach Boys, Jimi Hendrix, Genesis, Yes, Styx, Chick Corea, A-ha, Duran-Duran, Pet Shop Boys, Rick Astley, Cyndi Lauper, Madonna, PM Dawns, Milli Vanilli, dan macam-macam koleksi 90-an lain. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pada masanya, piringan hitam adalah teknologi mutakhir untuk merekam audio. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Eksistensi piringan hitam pun tergerus era musik digital hanya segelintir orang yang masih gandrung mendengar musik lewat piringan hitam. Seiring roda zaman berputar, segelintir itu perlahan bangkit. Kini, piringan hitam tren lagi. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Memang, di era saat ini mendengar musik bisa streaming atau download dan didengarkan di smartphone. Tapi tak bisa disangkal ada yang rela mengeluarkan uang lebih untuk mendengarkan musik dari piringan hitam maupun kaset pita. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Piringan hitam maupun kaset pita kini menjadi barang hobi, mereka mendapatkan kepuasan lebih dengan mendengarkan musik jadul lewat piringan hitam atau pita kaset. Prosesnya yang mereka nikmati karena bersifat manual itu.(CNBC Indonesia/Tri Susilo)