Merah Putih Gak Bisa Berkibar di Thomas Cup, Ini Respons PBSI

Lifestyle - Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
17 October 2021 13:40
Badminton - Thomas & Uber Cup - Aarhus, Denmark - October 16, 2021 Indonesia's Jonatan Christie reacts after winning against Denmark's Anders Antonsen in the mens team semi final Claus Fisker/Ritzau Scanpix via REUTERS      ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. DENMARK OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN DENMARK. Foto: Ritzau Scanpix via REUTERS/RITZAU SCANPIX

Jakarta, CNBC Indonesia - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyayangkan bulu tangkis Indonesia harus terkena dampak sanksi dari WADA (World Anti-Doping Agency), Badan Antidoping Dunia.

Sebab itu, Indonesia tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih di podium Piala Thomas 2020 jika nantinya menang melawan China di babak final nanti malam pukul 18.00 WIB. Piala Thomas dan Uber 2020 digelar di Aarhus, Denmark. 

Ketua bidang Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto, mengatakan pihaknya menerima penyataan dari Badminton World Federation (BWF) berkaitan dengan hal ini.

Menurutnya, tim beregu putra yang saat ini sudah mengantongi tiket final Piala Thomas tidak bisa menggunakan bendera Merah Putih di podium.

"(Indonesia) Pakai bendera PBSI karena ini turnamen biasa, dan bukan regional. Kalau Olimpiade kan pakai bendera NOC (National Olympic Committee)," kata Roedy dilansir detikSport, Minggu (17/10/2021).

"Menyayangkan? Ya, begitu lah. Tapi Menpora [Menteri Pemuda dan Olahraga] kan bilang ini bukan masalah yang serius. Habis bagaimana?" sesalnya.

Selain tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih, Indonesia juga dilarang mengikuti bidding menjadi tuan rumah multievent.

"Pemberitahuan begitulah. Jadi kita boleh bidding turnamen biasa, tapi tak boleh bidding Asian Games, SEA Games, dan Kejuaraan Dunia. Itu ada suratnya dari BWF," Roedy mengungkapkan.

Soal dampak sanksi yang diberikan WADA, Roedy juga menuturkan jika Menpora Zainudin Amali telah mengetahui keputusan tersebut.

"Menpora sudah tahu. Saya tak mau komunikasi (lanjutan) karena bukan urusan saya, melainkan Sekjen (PBSI). Saya bagian negosiasi saja dan saya tak ada hak bicara dengan Menpora karena bagian bidang luar negeri," katanya.

Sebelumnya WADA menyebut Indonesia tidak patuh karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif. Imbasnya, Indonesia dinyatakan tidak berhak menjadi tuan rumah kejuaraan regional hingga dunia selama penangguhan, selain juga tidak memenuhi syarat untuk duduk sebagai anggota dewan di komite.

Indonesia masih diperbolehkan ikut pertandingan-pertandingan di kejuaraan regional, kontinental, dan dunia tapi tidak diperbolehkan membawa nama dan mengibarkan bendera negara selain di ajang Olimpiade.

Indonesia melalui Menpora Zainudin Amali sudah berupaya dengan mengirimkan surat konfirmasi terkait ancaman sanksi tersebut dan WADA juga sudah memberikan responsnya.

Indonesia dipersilakan untuk berkegiatan termasuk menjalankan Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Peparnas Papua 2021.

Sedangkan untuk kegiatan ke depannya WADA telah mengalokasikan atau menunjuk Jepang sebagai supervisi Indonesia.

Artikel lebih lanjut di sini:


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Perkenalkan, Sosok Yuta Watanabe Pebulu Tangkis Hits Jepang


(tas/tas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading