Awas, Kebanyakan Duduk Bisa Kena Penyakit Berbahaya Ini

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
24 August 2021 09:27
Penumpang KRL di Stasiun Manggarai (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: ilustrasi jantung. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah studi terbaru menemukan orang dewasa di bawah 60 tahun yang duduk selama delapan sampai 10 jam sehari berisiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan mereka yang aktif secara fisik.

American Heart Association menyebutkan bahwa orang yang tidak terlalu aktif secara fisik ternyata tujuh kali lebih berisiko terkena stroke daripada mereka yang menghabiskan kurang dari empat jam duduk dan setidaknya 10 menit berolahraga setiap hari.

Mengutip CNN International para peneliti memasukkan informasi kesehatan dari 143.000 orang dewasa dari Survei Kesehatan Masyarakat Kanada dalam analisis mereka.Para ilmuwan mengikuti peserta, yang berusia 40 tahun ke atas tanpa riwayat stroke sebelumnya, selama rata-rata 9,4 tahun.

"Waktu duduk dianggap mengganggu glukosa, metabolisme lipid dan aliran darah, dan meningkatkan peradangan dalam tubuh. Perubahan ini, dari waktu ke waktu, mungkin memiliki efek buruk pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke," kata penulis utama studi Dr. Raed Joundi, sarjana klinis di McMaster University di Ontario, Kanada.

Dari 2.965 peserta stroke selama masa studi, 90% adalah stroke iskemik.Itu adalah jenis stroke yang paling umum dan itu terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otak tersumbat.

Halaman 2>>

Jika stroke tidak diobati dengan cepat, maka sel-sel otak di daerah itu mungkin mulai mati karena kekurangan oksigen. Namun Anda bisa mengantisipasi dengan melihat tanda-tandanya.

Menurut Kerry Stewart, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore, Maryland, AS, ada beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami stroke.

Gejala umum termasuk merasa lemah di lengan, kaki, atau wajah, terutama jika perasaan itu terisolasi di satu sisi tubuh. Bicara cadel dan kesulitan melihat atau mendengar adalah tanda lainnya.

Bukan hanya itu, sakit kepala parah tiba-tiba yang tidak terkait dengan kondisi kesehatan lain juga bisa menjadi gejala stroke. Ini wajib diantisipasi sejak dini.

Cara Mengurangi Kemungkinan Stroke

Stewart mengatakan bahwa meningkatkan aktivitas fisik sambil mengurangi waktu duduk dapat membantu menurunkan risiko stroke. Orang-orang dapat mulai dengan lebih banyak berdiri dan lebih sedikit duduk, dan membuat perubahan kecil dalam rutinitas mereka seperti naik tangga daripada lift.

Menurut American Heart Association, orang dewasa harus melakukn setidaknya 150 menit per minggu aktivitas fisik intensitas sedang. Joundi juga mengatakan waktu ideal untuk aktivitas yakni periode lebih dari 10 menit setiap kali.

"Aktivitas dianggap intensitas sedang ketika Anda berolahraga cukup untuk meningkatkan detak jantung dan mengeluarkan keringat, seperti jalan cepat atau bersepeda," katanya.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa 10 faktor risiko yang dimodifikasi, termasuk konsumsi alkohol, dikaitkan dengan 90% stroke. Untuk mengurangi risiko stroke, Joundi merekomendasikan orang untuk fokus pada lebih dari sekadar mengurangi waktu senggang.

"Meningkatkan aktivitas fisik hanyalah salah satu komponen penting dari pengurangan risiko stroke, bersama dengan diet bergizi, berhenti merokok, dan mendiagnosis serta mengobati kondisi seperti tekanan darah tinggi dan diabetes," katanya.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Penyakit yang Dipicu Polusi Udara, Gak Cuma Batuk-Pilek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular