Bunda, Begini Lho Cara Kerja Vaksin Covid-19 Pada Ibu Hamil

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah mengeluarkan rekomendasi vaksinasiĀ Covid-19 untuk ibu hamil. Sebelumnya, Central of Disease Control (CDC) juga telah menyatakan ibu hamil dan ibu menyusui dapat menerima vaksinasi Covid-19.
Kendati demikian, sebelum mendapatkan vaksin, penting untuk memahami cara kerja masing-masing vaksin Covid-19. Sejauh ini, ada lima vaksin yang bisa didapatkan Ibu hamil. Namun, di Indonesia sendiri baru masuk dua vaksin Covid-19, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan saat ini sedang didistribusikan Moderna.
Hal ini tentu menjadi dilema bagi dokter dan pasien. Apalagi, wanita hamil dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita yang tidak hamil untuk mengalami Covid-19 yang parah. Sebelum memutuskan untuk mendapatkan salah satunya, pahami terlebih dahulu cara kerja masing-masing vaksin tersebut.
Prinsip kerja vaksin secara umum
Prinsip vaksin secara umum adalah saat kita diberikan pajanan suatu virus yang dilemahkan masuk ke dalam tubuh, tubuh akan mengenali virus tersebut. Sehingga pertahanan tubuh kita akan bekerja dengan dua cara, yakni mengeliminasi dan membuat memori virus tersebut.
Bila virus masuk kembali ke dalam tubuh, pertahanan tubuh akan memproduksi antibodi, berupa sel B (Immunoglobulin M dan G) untuk menyerang virus. Selain itu tubuh akan memanggil sel pertahanan tubuh lainnya untuk menghilangkan virus dari tubuh.
Berikut jenis vaksin Covid-19 untuk ibu hamil yang direkomendasikan oleh POGI:
Sinovac dan Sinopharm
Sinovac dan Sinopharm memiliki cara kerja yang hampir sama dalam melindungi tubuh dari Covid-19. Kedua vaksin ini bekerja dengan memasukkan virus yang sudah mati ke dalam tubuh manusia.
Virus sendiri terdiri dari protein yang tajam (spike protein), membran, kapsul, dan inti virus. Keempat bagian tubuh virus inilah yang dimasukkan ke dalam vaksin dan diberikan dalam dua dosis.
Vaksin ini membutuhkan dua dosis, yakni dosis pertama dan booster. Untuk mempermudah pemahaman, vaksin dosis pertama mengandung beberapa bagian virus yang sudah mati seperti spike protein dan membran. Ketika dosis pertama sudah masuk dan efek samping minimal, dosis booster dapat diberikan.
Dosis booster ini lebih banyak komponen virus seperti kapsul dan inti. Maka, pada akhirnya seluruh bagian virus akan masuk dan dikenali oleh sel pertahanan tubuh.
Dengan memasukkan vaksin ini secara bertahap, diharapkan bila seseorang terserang virus Covid-19 untuk kedua kalinya, immunoglobulin ini akan mengenali virus untuk kemudian dieliminasi.
AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca bekerja dengan cara memasukkan bagian-bagian sel inti adenovirus. Virus ini merupakan salah satu penyebab sakit flu dan berbeda dari virus corona baru penyebab Covid-19.
Dalam vaksin AstraZeneca, inti genetik Covid-19 dimasukkan ke dalam Adenovirus, lalu dimasukkan ke dalam tubuh manusia. Adenovirus adalah virus hidup yang lemah. Virus ini adalah penyebab influenza yang ringan sehingga aman masuk ke dalam tubuh manusia.
Efek pemberian vaksin diharapkan sistem di tubuh mengenali virus yang mirip, namun dengan materi genetik yang berat. Terutama untuk mengenali protein tajam dan komponen lain Covid-19 yang bisa memperberat gejala dan membuat paru-paru rusak.
Vaksin ini juga aman untuk para ibu hamil. Vaksin AstraZeneca memiliki kemanjuran atau efektivitas 66,7% dalam melindungi tubuh ibu hamil melawan Covid-19.
Pfizer dan Moderna
Pfizer dan Moderna memiliki cara kerja yang hampir sama. Keduanya mengambil bagian genetik mRNA virus (mRNA) menjadi bentuk materi genetik. Vaksin ini bisa dikenali dan dimasukkan ke dalam tubuh. Saat masuk ke tubuh, vaksin dapat membuat sel tubuh mengenali bagian mRNA, sehingga terbentuk antibodi, sel T helper, dan sel sitotoksik.
Diharapkan antibodi ini dapat terbentuk di sel lain yang bisa membunuh virus. Vaksin ini diproses di sel dan membuat sel itu menjadi lebih mirip pada orang yang pernah sakit, jadi sel pertahanan tubuh akan lebih waspada.
Vaksin Pfizer memiliki efektivitas melindungi tubuh dari Covid-19 mencapai 95%. Sedangkan vaksin Moderna memiliki efektivitas mendekati Pfizer, yaitu di angka 94,1%.
Pentingnya vaksin untuk ibu hamil
Saat ini, virus corona penyebab Covid-19 sudah bermutasi menjadi sejumlah varian, termasuk varian Delta. Varian ini memiliki laju penularan yang tinggi dan dalam sebuah kepustakaan disebutkan jika penularannya mencapai 97%. Angka ini lebih tinggi dari varian sebelumnya, yaitu Alfa dan Beta, yang berkisar 30%.
Dengan varian baru ini, meski telah divaksin, seseorang masih bisa terpapar Covid-19. Perlu diketahui, vaksin tidak bersifat membuat tubuh kebal 100% terhadap penyakit.
Sama seperti pemberian vaksin Covid-19 pada ibu hamil tetap diperlukan sebagai proteksi, meski ada kemungkinan bisa tertular. Vaksinasi diharapkan bisa mencegah Anda terkena gejala berat bila suatu saat terpapar virus ini.
Berita selengkapnya >>> Klik di sini
[Gambas:Video CNBC]
Hamdalah! Ibu Hamil Bisa Vaksinasi Covid-19, Ini Syaratnya
(miq/miq)