Pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian Angsana Outdoor di Tangerang, Banten, Sabtu (19/6/2021). Bisnis perlengkapan untuk kegiatan di luar ruangan (outdoor) kian menjanjikan. Pasarnya kini tak hanya pecinta alam, tetapi berkembang ke masyarakat umum. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Antusias kegiatan alam bebas memang masih sangat tinggi, termasuk di masa pandemi. Hal ini membuat bisnis peralatan dan perlengkapan outdoor tak mati meski berbagai lini bisnis macet dan surut dalam menghadapi wabah. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Bisnis ini makin menggeliat ketika berbagai komunitas pecinta alam juga makin bertumbuhan. Komunitas ini datang dari jalur perguruan tinggi, sekolah, maupun umum. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Perlengkapan khusus seperti sleeping bag, coverbag, jaket, celana dan masih banyak lagi. Besarnya permintaan pasar inilah yang membuat bisnis perlangkapan outdoor tak pernah surut. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Dalam sehari para pekerja produksi ini mampu menghasilkan 500 potong pakaian. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Pengerjaan dibantu oleh 27 pekerja yang terbagi menjadi dua lokasi pabrik yang masih berada di Tangerang, Banten. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Menurut Harry Prasetiyo (32), pemilik Angsana Outdoor, omzet per bulan mencapai ratusan juta. Namun bila tengah mengikuti bazar atau festival, omzet bisa naik beberapa kali lipatnya. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Pantauan CNBC Indonesia di lokasi, ada beberapa langkah yang harus diaplikasikan para produsen perlengkapan outdoor agar produknya tak gagal jual, salah satunya pengaplikasian teknologi juga penting dilakukan untuk menaikkan mutu produk. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)